BEST COUPLE

Senin, 05 September 2011

ALL ABOUT LOVE: Sinopsis Paradise Ranch Episode 11 Part 2

Esok paginya, Dong Joo menunggu Da Ji di depan rumah sebelum berangkat kerja. Da Ji berjalan lemas tanpa mempedulikan Dong Joo. Lalu Dong Joo pun menghampirinya.
“Kau tidak mencuci rambutmu? “
“Aku baru keramas beberapa hari lalu.”
“Kau terbalik memakai baju rompimu!”
Da Ji melihat rompinya dan memang terbalik. Ia hanya tersenyum lesu dan langsung beranjak meninggalkan Dong Joo. Dong Joo kesal melihat keadaan Da Ji itu.

Dae Eun yang mau berangkat sekolah pun berlari mengejar Da Ji.
“Unnie... Kau tidak sarapan? Sudah beberapa hari ini kau tidak makan. Apa Unnie ingin mati kelaparan?!”
Da Ji mencoba tersenyum, ”Aku tidak punya selera makan sekarang. Aku akan memberimu uang untuk membeli susu.”
Dae Eun tidak mempedulikan kata-kata Da Ji karena kesal dan langsung beranjak pergi.
Da Ji berkata lagi, ”Setelah pulang sekolah kau harus cepat-cepat pulang. Jangan terlambat!”
Dae Eun berkata kesal, ”Unnie.. kau sebaiknya mencemaskan dirimu sendiri saja!”


Dong Joo dan Asisten Lee sedang membicarakan pembangunan lapangan Golf di Resort. Dong Joo kesal karena pembangunan lapangan Golf itu harus menunggu persetujuan dari perusahaan Seo Yun Ho (perusahaan FRIEND). Assisten Lee mencoba menjelaskan namun Dong Joo terus marah dan tidak terima.
“Biarkan dia (Yun Ho) mundur. Tanpa perusahaan FRIEND, Resort kita tetap akan memiliki standar tinggi. Lihat tanpa dia disini selama 1 minggu, apa Resort kita mengalami masalah?!”
Assisten Lee mencoba menjelaskan bahwa kontrak pembangunan lapangan Golf itu sudah ditanda tangani sehingga tidak ada alasan untuk membiarkan Yun Ho mundur. Selain itu, Yun Ho bisa mempromosikan Resort mereka di Amerika karena dulu ia menetap di sana.
Dong Joo sangat marah, ”Kalau begitu... biarkan Amerika saja yang melakukan ini!!”

Assisten Lee terdiam sesaat mendengar kemarahan Dong Joo. Kemudia ia berkata lagi.
”Dan...  Lee Da Ji mengatakan bahwa ia tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi pacuan kuda.”
Dong Joo bertambah marah, ”Kenapa?!”
”Aku tidak tau. Mungkin ada masalah.”
”Sudahlah....!!
Assisten Lee ingin mengatakan hal lain lagi pada Dong Joo namun Dong Joo lagi tidak mood untuk mendengarnya.
”Aku akan mendengarnya lain kali saja!!”
Kemudian Dong Joo pergi dari ruangan itu. 


Da Ji bekerja dipeternakan. Ia tampak tidak semangat. Dong Joo datang menghampirinya dan membawakannya sebungkus makanan sisa makan siang.
“Terima kasih. Aku akan memakannya nanti.”
Dong Joo berkata, ”Kau harus memakannya sekarang karena itu Sushi. Jika tidak dimakan sekarang nanti akan basi.”
Da Ji lalu membuka bungkusan itu dan memakannya.
”Jika kau ingin makan lagi katakan saja padaku. Aku akan membelikanmu makanan ini nanti malam.”
”Tidak perlu, aku tidak terlalu suka Sushi. Sashimi harusnya hanya sashimi. Nasi harusnya tetap nasi saja. Jika di campur seperti ini maka rasanya jadi tidak ada.”


Dong Joo merebut kotak Sushi itu dari tangan Da Ji, “Jika tidak ada rasanya lalu kenapa kau tetap memakannya?”
“Bukankah tadi kau bilang aku harus memakannya karena takut basi? Ah.. rasa Sashimi di restoran yang pernah kita kunjungi sangat enak. Jika kau makan kesana bawakan sisanya sedikit untukku.”
“Sekarang kau meminta?”
Da Ji berkata, “Aku hanya bilang jika ada sisa makanan maka bawakan sedikit untukku.”
Da Ji mengambil lagi kotak Sushi itu dari tangan Dong Joo dan memakannya kembali.

Dong Joo lalu bertanya, ”Kenapa kau tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi pacuan kuda?”
Da Ji terdiam sesaat lalu menjawab, “Itu... pekerjaanku sangat banyak. Aku merasa lelah dan juga tidak bersemangat  sekarang.”
Dong Joo berkata lagi, “Kau harus bersemangat!! Kau harus tetap berpartisipasi dalam kompetisi pacuan kuda itu. Aku akan memberitahu Assisten Lee.”
”Aku tidak mau...”
”Mengapa tidak mau? Apa alasanmu?”

Jin Young dan temannya datang ke peternakan itu. Jin Young lalu memanggil Dong Joo. 

Dong Joo menemani Jin Young melihat ruangan yang sedang ditangani Jin Young. Dong Joo mengomentari ruangan itu masih terlihat sama seperti minggu lalu. Jin Young mengatakan bahwa ia sengaja mengerjakannya pelan-pelan karena ia ingin kembali ke Seoul bersama Dong Joo. 
Jin Young bertanya, ”Sebelum kau mengumpulkan surat persetujuan masyarakat, apakah kau harus tetap tinggal di rumah Da Ji?”
Dong Joo terdiam mendengar pertanyaan itu.
”Mengapa kau begitu terkejut? Jangan marah. Aku hanya bertanya”, kata Jin Young.
Dong Joo lalu menjawab, ”Kelihatannya untuk sementara waktu ini aku harus tinggal disana. Apa kau cemas?”
”Sejujurnya... aku sedikit cemas...”

Dong Joo berusaha menjelaskan namun Jin Young dengan cepat mengambil HP nya dan memotret Dong Joo, ”Jadi begini ya ekpresi Dong Joo saat bingung.”
”Kenapa kau bercanda seperti ini? Apa itu menarik?”
Jin Young diam lalu berkata dengan maksud menyindir, “Da Ji dan Yun Ho Oppa sudah berpisah. Sekarang mantan suaminya sedang di sisinya (Da Ji). Tidak peduli seperti apa kau melihat dia, tapi kau ingin menjaganya. Bagaimana jika aku salah paham?

Da Ji, Tuan Yang, Ahjumma dan Ahjussi sedang berada di peternakan depan rumah Da Ji. Tuan Yang sedang marah pada Da Ji karena Paulist tetap tidak bisa berjalan. Ia kesal karena ia sudah banyak mengeluarkan uang untuk Paulist. Ahjumma dan Ahjussi mencoba menenangkan Tuan Yang. Da Ji mengatakan bahwa ia pasti akan berusaha menyembuhkan Paulist.

Tuan Yang berkata dengan kesal, ”Sampai kapan aku harus menunggu?  Aku berharap kau pergi ke Jepang agar bisa menyembuhkan Paulist. Aku tidak ingin mengatakan ini padamu, tapi tidak peduli seberapa besar kau sakit karena patah hati... Kau harus bisa profesional memisahkan urusan pekerjaan dan pribadi! Kompetisi pacuan kuda itu sebentar lagi! Apa kau bisa membuatnya berjalan dalam waktu yang singkat ini.”

Ahjumma dan Ahjussi terkejut mendengar ucapan Tuan Yang dan mereka berusaha menenangkannya dan mengajaknya minum bir ke Restoran.
Tuan Yang masih saja memarahi Da Ji sebelum pergi.  Da Ji sangat sedih. 

Ternyata Dae Eun yang baru pulang sekolah mendengar perkataan Tuan Yang dan ia sangat kesal.
“Benar-benar.... Apakah kabar ini sudah tersebar di desa ini. Kau telah dicampakkan oleh laki-laki itu. Unnie.. jika kau terus seperti ini, aku tidak tau masalah apa yang akan menimpaku nanti!!”
Dae Eun lalu pergi...

Tuan Yang berada di Restoran Ahjumma...
”Ketika aku makin memikirkan masalah ini aku semakin marah....”
Ahjumma mengatakan bahwa Da Ji bukannya sengaja untuk menyusahkan Tuan Yang.
Tuan Yang ternyata marah bukan masalah itu, ia marah karena masalah Yun Ho yang masih memiliki istri namun menjalin hubungan dengan Da Ji pasti menyakitkan bagi Da Ji.
Karena itu Ahjussi dan Ahjumma menyarankan agar Tuan Yang berhenti memarahi Da Ji karena Da Ji sudah banyak terluka.

Tuan Yang lalu berkata, ”Kalau memang seperti ini tidak bisakah dia kembali dengan mantan suaminya?  Ia terlihat sangat menjaga Da Ji.”
”Dong Joo sudah memiliki kekasih”, jawab Ahjumma.
Tuan Yang kaget, ”Apa? Jadi mereka tak mungkin bersama lagi. Lalu bagaimana dengan kudaku? Mereka bilang akan membeli kudaku. Dae Jong (nama Ahjumma)... Apa yang harus aku lakukan?”
Tuan Yang menggenggam tangan Ahjumma... (Ahjussi cemburu kayaknya ni hehehe). Dengan cepat Ahjussi melepaskan tangan Tuan Yang dari tangan Ahjumma.
”Membeli kuda apa... Bagaimana pun juga ini semua salahmu!! Kau.. cepat pergi!!” bentak Ahjussi. Ahjumma dan Tuan Yang kaget mendengarnya.
”Mengapa kau membentakku seperti itu? Apa yang kau takutkan?” Tuan Yang tidak mengerti.
Ahjumma menenangkannya...

Paginya di rumah Da Ji...
Dong Joo keluar dari kamar dan melihat sarapan yang tidak disentuh oleh Da Ji dan meja sarapan berantakan. Dari kamar atas terdengar Dae Eun yang memarahi Da Ji. Sesaat Dae Eun turun daru kamarnya. Dong Joo bertanya apa yang terjadi dengan Da Ji namun Dae Eun tidak menjawabnya dan langsung pergi begitu saja.

Dong Joo naik ke atas dan mendapati Da Ji terbaring di kamarnya. Dong Joo memegang kening Da Ji, ternyata Da Ji sakit... Dong Joo ingin membawanya ke rumah sakit tapi Da Ji menolak. Da Ji mengatakan ia akan makan obat dan akan baik-baik saja. Tentu saja Dong Joo kesal karena Da Ji menolak.

”Kau kenapa harus seperti, padahal kau dan dia(Yun Ho) tidak terlalu lama bersama. Kau terlihat kacau sekali. Haruskan kau perlihatkan kesedihanmu ini di hadapanku?!”
Da Ji berkata pelan, ”Aku menyukainya dari sisi manapun. Walaupun bersamanya dalam waktu singkat, aku sangat bahagia dan sangat menyukainya. Ah.. Apa yang sedang aku katakan ini? Maaf... karena kau melihat kesedihanku ini. Mungkin perlu waktu untuk melupakan ini,  bahwa aku pernah sangat menyukainya...”

Pagi itu juga Dong Joo mendatangi Yun Ho. Dong Joo datang Yun Ho pun tepat keluar dari kamarnya.
“Apakah Kau dan Da Ji benar-benar sudah berakhir? Tidak bisakah kau kembali padanya?” tanya Dong Joo.
Yun Ho tidak menjawab dan langsung mengalihkan pembicaraan mereka mengenai perusahaan. Yun Ho berniat pergi namun Dong Joo dengan cepat berkata, “Melepaskan orang yang kau sukai karena rasa bersalah itu merupakah hal yang BODOH!!”

Yun Ho menghentikan langkahnya dan berbalik. Dong Joo kembali berkata.
”Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini. Da Ji...sangat menyukaimu. Seo Yun Ho.. bukankah kau juga serius pada Da Ji?”
Yun Ho lalu bertanya, “Han Dong Joo... Apakah kau mengatakan ini semua padaku karena rasa bersalahmu juga padanya? Aku melakukan ini bukan karena rasa bersalah. Aku hanya menimbang 2 orang dalam skala hatiku. Dan memilih 1 orang yang terberat.”

Tepat saat itu Mil Hye keluar dari kamar Yun Ho dan mendapati mereka di luar. Dong Joo melihat Mil Hye dan berkata sinis pada Yun Ho, ”Sepertinya aku membuat kesalahan besar. Kau mengatakan hal ini karena istrimu masih ada di sisimu. Bukankah itu terlalu berlebihan. Ada banyak tempat tinggal di pulau Jeju ini. Kalian tidak seharusnya seperti ini. Dan... Skala hatimu itu.. jangan pernah berikan pada Da Ji. Jangan karena kau dia terluka lagi. Kalau ini sampai terjadi lagi, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!”

Dong Joo pergi meninggalkan mereka namun langkahnya terhenti ketika ia mendapati Da Ji berada di bawah dan sepertinya Da Ji mendengar semua perkataan mereka. Mata Da Ji berkaca-kaca...

Da Ji bekerja di peternakan dengan lemas. Dong Joo datang menghampirinya dan melarang bekerja di peternakan itu lagi. Karena dulu Da Ji bekerja di peternakan itu berkat bantuan Yun Ho. Namun Da Ji bersikeras bekerja.
”Bagaimana pun aku harus mencari uang. Aku tidak boleh karena emosi lalu berhenti bekerja. Aku tidak punya pilihan lain.”
Dong Joo kesal, ”Kau butuh uang? Baiklah... aku akan memberikannya padamu. Jadi...”

Dengan cepat Da Ji berkata, ”Terima kasih karena menyadarkan aku.. bahwa aku ini sangat menyedihkan dan kau berbelas kasihan padaku. Tapi tolong hentikan ini. Aku sudah menerima banyak bantuanmu. Tolong pergilah. Kau ini siapa hingga mau menolongku? Mengapa kau menemui Ahjussi? Kapan aku memintamu menemui dia? Kau pikir Kau ini siapa??!”
Dong Joo kaget mendengar ucapan itu, ia lalu berkata, ”Kau benar... Aku ini siapa? Apa yang sedang aku lakukan?”
Dong Joo pun pergi meninggalkan Da Ji. Da Ji kembali menangis....

Ayah Da Ji dan Ibu Dong Joo sedang berjalan bersama sambil mengobrol (suka banget liat pohon-pohon hijau di scene ini. Ciri khas korea hehehe..). Ibu Dong Joo menyampaikan tawaran dari Kakek untuk Ayah Da Ji. Keluarga mereka ingin menolong Ayah Da Ji agar bekerja di Resort mereka. Namun Ayah Da Ji menolak karena ia tidak ingin merepotkan keluarga Dong Joo lagi setelah perceraian Dong Joo dan Da Ji. 

Dong Joo sedang minum di bar. Ia sangat sedih memikirkan kata-kata Da Ji. Ibunya tiba-tiba menelpon dan menanyakan apa Dong Joo mabuk. Akhirnya Dong Joo curhat pada ibunya. Dong Joo mengatakan bahwa ia sangat lelah dan merasa bingung apa yang harus ia lakukan. Ibu Dong Joo bingung mendengar keluhan putranya itu. 

Da Ji menyiapkan sarapan pagi. Ketika  Dong Joo keluar dari kamar, Da Ji langsung mengajaknya sarapan bersama. Ia memasak makanan favorit Dong Joo. Dong Joo menolak. Sepertinya ia masih kesal dengan kejadian kemarin. Da Ji berniat minta maaf namun Dong Joo dengan cepat berkata.
“Aku memang bertindak berlebihan kemarin. Kau benar... Aku ini siapa? Maaf.”
Da Ji mencoba menjelaskan namun Dong Joo langsung pergi. 

Da Ji seperti biasa bekerja dipeternakan. Mil Hye datang ke peternakan itu membuat Da Ji sangat kaget. Mil Hye menghampirinya dan sengaja memperlihatkan cincin kawin yang sedang dipakainya. Mil Hye bertanya, “Kau bekerja di sini?”
Da Ji membenarkan, “Iya... Banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di sini.”
Da Ji berniat pergi namun Mil Hye dengan cepat berkata, “Aku... Aku akan tinggal sementara di sini sampai mendapatkan rumah untuk di sewa.”
”Benarkah? Lalu apakah kau ingin aku melepaskan pekerjaan ini?”
”Tidak. Aku tidak bermaksud seperti itu.”

Da Ji bertanya lagi, ”Apa yang ingin kau katakan padaku hingga kau sampai datang mencariku?”
”Benar juga, aku tidak tau harus melakukan apa.”
Da Ji berkata, ”Dengar, kejadian sekarang dan yang lalu berbeda. Aku sedikit pun tidak ingin berterima kasih padamu. Kita tidak punya hubungan sama sekali. Jika kelak kita bertemu lagi, harap kau berpura-pura tidak mengenalku.”
Da Ji pamit degan menundukkan kepalanya... Mil Hye menatap kepergian Da Ji.

Di dalam Resort Da Ji berjalan dan berpapasan dengan Yun Ho dan Assistennya. Yun Ho berhenti sebentar dan menatap Da Ji sesaat. Mereka tidak saling menegur... dan  kemudian saling melewati begitu saja.
Da Ji berkata pada dirinya sendiri, “Dong Joo benar. Aku tidak boleh bersembunyi lagi dan harus melepaskannya. Jadi... JANGAN melihat ke belakang...Tidak boleh melihatnya!!”
Namun Da Ji akhirnya menoleh juga ke belakang dan melihat belakang Yun Ho.
“Aku sudah bilang JANGAN melihatnya”, gumam Da Ji sedih. Air matanyapun kembali jatuh.
Da Ji berjalan kembali dengan linangan air mata. Kini giliran Yun Ho yang menoleh pada Da Ji dengan sedih...

Di depan rumah, Da Ji mendapat telpon dari guru Dae Eun yang mengatakan bahwa hari ini Dae Eun tidak sekolah. Da Ji segera ke kamar dan mendapati kamar yang kosong dan berantakan.

Da Ji menelpon saat Dong Joo mengantar Jin Young ke kamar apartementnya. Namun Dong Joo tidak mengangkatnya. Jin Young bertanya kenapa tidak di angkat.
Dong Joo berkata, “Panggilan yang tidak perlu dijawab. Ah... Besok aku akan menelponmu.”
Jin Young lalu berkata, ”Ini kencan kita yang pertama setelah ciuman itu. Namun kau hanya bisa mengatakan akan menelponku besok.”
Jin Young lalu mencium pipi Dong Joo. 

Ketika Dong Joo melangkah pergi, HP nya berdering lagi. Dong Joo pun mengangkatnya dengan kesal, ”Apakah aku berhutang padamu hingga kau menelponku terus?”
”Dong Joo.....” terdengar suara Da Ji yang sedang menangis. 

Jong Dae pergi ke sekolah untuk mencari Dae Eun. Da Ji pun ke perpustakaan sekolah mencari Dae Eun. 

Begitu pula dengan Dong Joo, ia ikut mencari Dae Eun di warnet. (ternyata budaya anak sekolah suka kabur ke warnet bukan hanya terjadi di negara kita, di korea juga ckckckck...). Namun Dae Eun yang dicari tidak juga ditemukan. 

Ibu Dong Joo sedang duduk sendiri dan kata-kata Dong Joo ditelpon kemarin malam terngiang-ngiang. Kakek datang menghampiri Ibu Dong Joo. Ibu Dong Joo lalu mengatakan pada Kakek agar Kakek menyuruh Dong Joo kembali ke Seoul karena di pulau Jeju Dong Joo dan Da Ji tinggal bersama. Kakek terkejut mendengarnya.

Da Ji mencoba menghubungi Dae Eun namun tidak di angkat. Da Ji lalu mengirimi Dae Eun SMS. Saat mengetik SMS Da Ji menyebrangi jalan. Da Ji tidak melihat ada sebuah motor melaju kencang ke arahnya. 
Tepat saat itu Dong Joo datang dan menarik Da Ji ke pelukannya. Da Ji pun selamat dari tabrakan itu. Sesaat Da Ji sadar lalu menjauhkan tubuhnya dari Dong Joo. Ia lalu menatap Dong Joo....

Bersambung.....

2 komentar: