BEST COUPLE

Minggu, 04 September 2011

ALL ABOUT LOVE: Sinopsis Paradise Ranch Episode 11 Part 1

Dong Joo membalikkan badannya dan terkejut melihat Jin Young. Jin Young pun sangat terkejut mendengar pertengkaran Dong Joo dan Da Ji yang menyebut kata CERAI.
“Jin Young Ah.....”
Da Ji pun menoleh dan kaget melihat kehadiran Jin Young. Mata Jin Young berkaca-kaca hingga ia tak sanggup berkata-kata lalu ia pergi begitu saja. Dong Joo terdiam sesaat kemudian pergi mengejar Jin Young. 

Dong Joo menekan bel pintu apartement Jin Young.
“Jin Young... tolong bukakan pintu....”
Namun Jin Young tidak menghiraukannya. Ia duduk terdiam di atas tempat tidur.  Ia benar-benar shock atas apa yang didengarnya tadi.

Sementara itu Da Ji sedang bekerja di Restoran Ahjumma. Da Ji melihat HP nya namun tidak ada panggilan atau pesan sama sekali. Da Ji melihat Ahjumma yang mengangkat kursi dan Ahjussi menolongnya. Tentu saja Ahjumma heran melihat kebaikan Ahjussi padanya. Ahjussi lalu berkata mengenai Jong Dae pada Ahjumma, “Aku tidak tau apa yang terjadi pada Jong Dae. Sejak tadi hanya menatap kosong ke angkasa. Dong Joo juga tidak tampak sama sekali.”
Ahjumma pun berkata, “Ini bukan hal yang mengherankan. Sejak wanita itu datang Dong Joo selalu saja menghilang.”

Mendengar perkataan Ahjumma, Da Ji sangat marah. Ahjumma dan Ahjussi terkejut melihat Da Ji marah.
Da Ji lalu berkata, “Karena ada sesuatu yang penting makanya hari ini dia tidak datang bekerja. Ahjumma, apa kau pikir dia bekerja di sini tanpa alasan? Aku tidak suka jika Ahjumma mengatakan yang tidak-tidak mengenai Dong Joo!”
Da Ji lalu pergi. Ahjumma dan Ahjussi kebingungan.
”Lihat... betapa marahnya dia!” komentar Ahjumma. 

Ternyata Dong Joo terus menunggu di depan pintu Jin Young. Hati Jin Young pun luluh dan akhirnya ia membukakan pintu. Dong Joo duduk dan hanya berdiam diri karena merasa bersalah. Jin Young menawarkan kopi tanpa gula padanya namun Dong Joo tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Jin Young lalu berkata, ”Kau sudah duduk selama 30 menit di sini dan tidak mengatakan sepatah katapun. Seperti orang bodoh saja.”
Dong Joo akhirnya membuka mulutnya, ”Maaf... Karena aku tidak memberitahumu.”
Jin Young bertanya, ”Lalu, selain karena tidak memberitahuku masalah ini... apa tidak ada hal lain yang ingin kau katakan karena merasa bersalah? Ini tidak seperti aku tidak mengetahui perceraianmu. Bukankah lebih baik jika kau memberitahuku sejak awal? Ya... Aku juga tidak pernah mengatakan apapun padamu.”

”Jin Young Ah...”
”Apakah semua sudah berakhir? Apakah semua hanya masa lalu dengan Da Ji?”
Dong Joo berkata, ”Aku memang sangat bodoh karena selalu saja membuat orang cemas. Aku tidak memberitahumu dan tidak menjelaskan apapun padamu karena aku tidak ingin kau mengetahuinya.”
Air mata Jin Young pun jatuh, ”Membantu mantan istri karena mengalami masalah... Jika kita hanya teman, aku pasti mengatakan kau melakukan hal yang sangat baik. Han Dong Joo sangat hebat... Tapi aku tidak bisa mengatakan ini. Walaupun aku sangat marah dan sedih... Aku tetap tidak bisa kehilanganmu. Sepertinya aku benar-benar menyukaimu Han Dong Joo...”
Dong Joo menghapus air mata Jin Young. Perlahan Jin Young mendekati wajah Dong Joo, lalu ia menciumnya. (gak tau kenapa pas adengan ini aq jadi geram... gak ikhlas hiks2...)

Da Ji dengan cemas menunggu Dong Joo di depan rumah. Saat melihat kedatangan Dong Joo, ia menghampirinya dan bertanya, “Bagaimana? Apa Jin Young sangat marah? Apa yang kau katakan padanya?”
Dong Joo menjawab dingin, “Apa yang harus aku katakan?  Kau takut kami berpisah?”
“Itu... Karena kalian pergi begitu saja. Aku merasa bersalah dan sangat cemas.”
”Tidak ada yang perlu dicemaskan. Masuklah ...!”
Dong Joo masuk ke dalam rumah. Da Ji menatap kepergian Dong Joo dengan bingung.

Mil Hye duduk di kursi ayunan depan rumahnya sambil melihat album fotonya bersama Yun Ho. Ia membuka kotak perhiasaan dan mengambil cincin dari dalam kotak itu lalu memakaikannya di jari manis. Ia menatap cincin itu dengan sedih. (kayaknya cincin pernikahannya ma Yun Ho)

Sementara itu, Yun Ho sedang minum di kamarnya. Ia terlihat bingung memikirkan sesuatu.

Da Ji sendiri berbaring di tempat tidurnya sambil menatap jam tangan pemberian Yun Ho. Ia mendekatkan jam itu ditelinganya kemudian tersenyum.

Pagi harinya, Da Ji sudah duduk di kursi bawah pohon. Yun Ho yang baru datang tersenyum melihat Da Ji sudah datang mendahuluinya.
“Kau datang awal hari ini”, sapa Yun Ho.
“Karena aku punya jam tangan ini”, Da Ji memperlihatkan jam pemberian Yun Ho.
Yun Ho tersenyum.
“Apakah persiapan Festival Keluarga berjalan lancar?” tanya Yun Ho.
Da Ji mengatakan semuanya lancar dan mengajak Yun Ho berpartisipasi karena pemenangnya kelak mendapat kamera digital.
Yun Ho tersenyum, “Jika aku menang maka kamera digital itu akan kuberikan padamu.”

Yun Ho lalu menatap Da Ji dengan wajah sedih lalu berkata, “Bukankah ada sesuatu yang mau kau tanyakan padaku?”
Da Ji diam saja.
Yun Ho berkata lagi, ”Jam 6 sore ini aku tidak melakukan apapun. Bagaimana denganmu?”
”Aku juga.”
”Bagaimana jika sore ini kau datang ke tempatku? Aku akan memasakanmu makanan yang lezat.”
Da Ji mengangguk senang. Namun ia masih bingung melihat sikap Yun Ho yang agak berbeda.

Da Ji dan Assisten Lee berada di ruangan Dong Joo. Assisten Lee mengatakan bahwa kompetisi pacuan kuda yang akan mereka adakan kemungkinan tidak akan terwujud.
“Kenapa?”
“Nona Lee Da Ji, walaupun direktur menyetujui semua ide-idemu namun Presiden Direktur dan para pemegang saham...” kata-kata Assisten Lee terhenti karena kedatangan Dong Joo.

“Ada sesuatu yang jauh lebih baik yang bisa kau kerjakan, Assisten Lee. Cepat pergilah!”
Assisten Lee mengemasi berkas-berkasnya dan segera pergi.
Selepas kepergian Assisten Lee, Da Ji bertanya, ”Apa ada masalah dengan rencana kompetisi pacuan kuda?”
“Tidak ada. Aku harus melihat materi ini. Bisakah kau keluar...” ucap Dong Joo dingin.
Da Ji pun segera keluar dari ruangan itu. 

Ayah dan Kakek berada di ruang keluarga. Ayah Dong Joo mengeluh (sambil megangin poster Dora naik kuda hehehehe...) karena Dong Joo yang akan mengadakan kompetisi pacuan kuda. Namun Kakek mengatakan agar membiarkan Dong Joo melakukan itu. Ibu Dong Joo memberikan minuman pada Kakek. Dan saat itu mereka membahas tentang Ayah Da Ji yang beberapa waktu lalu di marahi pemilik kuda. Tentu saja Ayah Dong Joo tidak suka mendengar masalah Ayah Da Ji itu.
“Jadi... Kau membawa Ayah menemui orang itu?”

Mendengar itu Kakek marah ternyata Ibu dan Ayah Dong Joo sudah mengetahui bahwa Ayah Da Ji bekerja di peternakan itu tanpa memberitahunya. Ibu Dong Joo minta maaf karena ia tidak memberitahu Kakek.
Kakek berkata, “Walau anak-anak sudah bercerai... Sudah berapa lama kita dan Eun Sook(Ayah Da Ji) saling mengenal?”
Kakek langsung pergi. 

Sepeninggalan Kakek, Ayah Dong Joo mengomel, ”Masih ingin berhubungan baik dengan dia setelah melakukan hal yang menyakitkan di masa lalu? Seharusnya kita tidak berhubungan lagi dengan orang semacam itu.”
Ibu Dong Joo marah, ”Jika perasaan orang begitu mudah hancur, mengapa aku masih bisa bertahan di sini denganmu?!”
”Apa? Jangan samakan hal ini denganku. Jika kau lihat Jin Young, apa mungkin kau masih bisa berkata seperti ini? Jika kita jadi mertua dari putri perusahaan Seo Rin Corporation, Perusahaan Dong In akan semakin kuat. Ingatlah itu!!”

Ayah Dong Joo sedang menunggu di lobi gedung perusahaan Ayah Jin Young. Saat Ayah Jin Young keluar bersama Sekretaris Kim, Ayah Dong Joo menyapa Ayah Dong Joo (SKSD ni). Ia memperkenalkan dirinya Han Tae Man dari perusahaan Dong In. Ayah Dong Joo mengatakan bahwa Jin Young saat ini bekerja dengan baik di Resort mereka di pulau Jeju dan memiliki hubungan khusus dengan Dong Joo. Ayah Dong menawarkan Ayah Jin Young untuk berkunjung ke Resort mereka di Jeju jika memiliki waktu luang. Ayah Jin Young bukannya menerima tawaran itu, ia malah langsung pergi. (Hahaha.... Ayah Dong Joo rasa gak percaya kalo dirinya di cuekin..)

Di salah satu ruangan Resort, Jin Young berdiri menatap ke jendela berdiam diri. Yun Ho menghampirinya. Jin Young bertanya, ”Oppa, seberapa besar kau mengenal Nona Da Ji?”
Yun Ho hanya tersenyum.
Jin Young bertanya lagi, “Kenapa? Apa kau sudah mengetahui semuanya?”
Yun Ho menjawab, ”Aku sudah tau semuanya.”
”Kalian ini benar-benar hebat.... Lalu, bagaimana kau memahami hubungan Dong Joo dan Da Ji?”
“Bukankah sudah kukatakan padamu… jika kau bisa mengubah sudut pandangmu, maka ini  tidak akan sulit untuk dipahami. Saat aku tau, aku mencoba melihat ini dari sudut pandangku sehingga aku merasa semuanya baik-baik saja.”

Jin Young bertanya lagi, “Saat hubunganmu masih suami istri apa ini sesuatu yang membahagiakan? Setelah bercerai mereka masih tetap saling menjaga. Apa kau merasa seperti itu juga?”
Saat itu Dong Joo datang dan mendengar semua percakapan mereka.
Yun Ho menjawab, “Hal ini juga yang menyebabkan aku terus berkaitan dengan Mil Hye. Bahkan setelah bercerai kami masih memiliki keterikatan satu sama lain. Mereka pun seperti itu setelah 5 tahun berlalu.”
”Apakah kau dan dia masih belum bercerai?” tanya Jin Young lagi.
“Ibu Mil Hye meninggal. Kau tau dia tidak mempunyai satu keluarga pun. Aku baru saja kembali dari pemakaman itu.”

Jin Young berkata, “Oppa, Kekhawatiran mu terhadapnya sungguh akan membuat orang terluka. Lebih baik berhentilah.”
“Aku rasa aku telah melakukan hal baik yang seharusnya memang kulakukan. Aku merasa tidak melakukan sesuatu yang salah. Aku tidak tau kenapa aku seperti ini. Seorang wanita karir yang sukses yang dulu pernah memiliki semangat hidup, sekarang dia terlihat hancur. Aku merasa ini salahku.”
Dong Joo hanya terdiam mendengar ucapan Yun Ho itu. 

Da Ji melangkah keluar Resort. Dong Joo menelpon Da Ji. Dong Joo bertanya dengan marah Da Ji sekarang ada dimana. Da Ji pun kesal.
”Hei... Mengapa kau berteriak dan bertanya mengenai keberadaanku. Aku tidak akan memberitahumu!!” balas Da Ji.
Dong Joo memelankan suaranya, ”Ayo kita bertemu.”
”Aku sangat sibuk sekarang. Aku punya janji dengan seseorang”, tolak Da Ji.
Tentu saja Dong Joo kesal, ”Kau akan menemui Seo Yun Ho lagi, kan?”
Da Ji berkata, ”Jika ada yang ingin kau katakan padaku, katakan saja di rumah nanti.”
Dong Joo makin kesal, ”Hei.. Jangan bertemu dengan orang itu!!”
”Kenapa kau seperti itu? Kau bisa bertemu dengan Jin Young. Lalu kenapa kau melarangku bertemu dengan Yun Ho? Kau pikir kau ini siapa!!”
”Hei... Apa kau tau kemana pria itu selama 1 minggu ini?”
Pertanyaan Dong Joo itu tidak di dengar Da Ji karena Da Ji sudah menutup telponnya. Dong Joo kesal, ”Dasar gadis bodoh...” 

Mil Hye sedang duduk di sofa kamar Yun Ho. Yun Ho masuk dan mendapatinya. Yun duduk di depan Mil Hye.
“Kapan kau datang?” tanya Yun Ho.
Mil Hye tidak menjawab. Ia menyodorkan amplop pada Yun Ho.
”Ini adalah uang yang kau berikan padaku. Aku tidak membutuhkannya lagi. Sebenarnya aku berencana jika operasi Ibu berhasil, aku akan mencari tempat yang udaranya segar dan membeli rumah di sana. Terima kasih untuk uang pemakaman itu.”
Yun terdiam sesaat lalu berkata, ”Jika kau membutuhkan sesuatu katakan saja padaku.”
Mil Hye menolak, ”Kau mulai sekarang berhentilah membantuku karena kau sudah banyak membantuku. Untuk ke depannya kau tidak perlu menemuiku lagi. Kita mengakhiri hubungan kita ini dengan cara yang tidak buruk bukan? Jaga dirimu...”
Mil Hye beranjak pergi. Yun Ho tertegun sesaat mendengar kata-kata Mil Hye kemudian pergi menyusul Mil Hye. 

Da Ji berjalan menuju kamar Resort Yun Ho. Langkahnya terhenti melihat Yun Ho menahan Mil Hye.

“Mil Hye, mari kita bicara di dalam”, tahan Yun Ho sambil menarik tangan Mil Hye.
Yun Ho bertanya, “Apa kau kesini hanya untuk mengembalikan uang itu? Kau tidak harus memberikan uang itu secara langsung padaku. Kau ingin pergi kemana? Apa yang akan kau lakukan? Jika aku membiarkanmu pergi, kau pasti akan mabuk-mabuk lagi dan minum obat tidur seperti waktu lalu.”
Mil Hye memotong kata-kata Yun Ho sambil menahan tangis, “Lalu... Apa kau akan tinggal bersamaku dan menjagaku? Dan haruskah aku melihatmu bersama wanita lain? Aku tidak memiliki hati yang kuat untuk menerima itu!”

”Mil Hye Ah....”
Mil Hye dengan cepat memotong perkataan Yun Ho, ”Jangan menyebut namaku seperti itu. Dan juga jangan menatapku seperti itu. Jangan membuatku berharap sesuatu darimu. Aku sudah tidak memiliki tempat di sisimu! Jangan khawatir, aku tidak akan mabuk-mabuk lagi.”
Mil Hye berniat pergi, namun langkahnya terhenti karena Yun Ho membentaknya.
”Kau sudah membuatku khawatir... Kau selalu saja seperti ini!! Itu sebabnya aku tidak akan membiarkanmu pergi. Aku tidak akan membiarkanmu pergi!!”
Da Ji tersentak kaget mendengar perkataan Yun Ho itu. 

Dan yang ditunggu-tunggu....sang pangeran penyelamat Dong Joo pun datang dan langsung menarik tangan Da Ji dan menatapnya. Yun Ho masih terus berbicara pada Mil Hye. Mil Hye berniat pergi namun langkahnya terhenti melihat Da Ji dan Dong Joo. Yun Ho pun menoleh dan kaget melihat mereka. (wah kasian juga ni liat Yun Ho... jadi serba salah gitu...). Mata Da Ji berkaca-kaca menatap Yun Ho.
Dong Joo menahan amarahnya, “Apa ada lagi yang ingin kau lihat?” Lalu Dong Joo menarik tangan Da Ji dan membawanya pergi. 

Dong Joo terus menarik tangan Da Ji hingga keluar Resort. Da Ji melepaskan tangannya dari genggaman tangan Dong Joo. Da Ji menahan tangisnya... Namun akhirnya air matanya pun jatuh...
”Ada yang ingin aku katakan pada Ahjussi. Dan aku juga ingin menanyakan sesuatu padanya. Mengapa dia tidak bisa dihubungi? Dia  pergi kemana beberapa hari lalu?”
Dong Joo berkata dengan keras, “Ibu wanita itu meninggal! Dia tidak menghubungimu karena dia takut kau akan  terluka!”
“Aku harus mendengar langsung darinya”, Da Ji berniat kembali ke kamar Yun Ho. Namun Dong Joo menahannya.
“Apa kau bodoh? Apa kau tidak punya otak? Berapa lama waktu yang kau butuhkan agar kau sadar! Dia dan wanita itu belum  berakhir! Apa kau tidak tau hal itu?”
Mendengar perkataan Dong Joo itu air mata Da Ji pun tidak bisa terbendung lagi....

Malam hari...
Da Ji duduk di ruang tengah seorang diri. Ia masih memikirkan kejadian siang tadi. Da Ji berusaha menyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.
”Ini bukan masalah... Tidak apa-apa.”

Sementara Yun Ho juga berada di kamarnya. Ia menatap kalung dan cincin dalam kotak perhiasan. Kemudian mengambil cincin itu dan menatapnya lama-lama. Wajah terluka Da Ji siang tadi terbayang di ingatannya. Yun Ho lalu memakikan cincin itu di jari kelingkingnya dan kata-kata Da Ji pun kembali terngiang di telinganya.
Apakah kau tau jika jari kelingking pria ukurannya sama dengan jari manis wanita maka mereka benar-benar ditakdirkan untuk menjadi pasangan.”
Yun Ho tersenyum pahit memandang cincin itu di jarinya. 

Paginya....
Yun Ho sudah duduk di kursi bawah pohon. Da Ji seperti biasa juga datang ke tempat itu. Begitu melihat Yun Ho sudah datang ia mencoba menenangkan diri kemudian tersenyum menatap Yun Ho. Yun Ho hanya menatap diam kedatangan Da Ji. Sepi sesaat di antara mereka.
Da Ji angkat bicara, “Aku kira hari ini aku datang paling awal...”
Yun Ho menatap Da Ji lalu berkata pelan, “Kemarin... Wanita itu mendapat kesulitan. Sepertinya sekarang aku harus berada di sisinya.”
Da Ji bertanya, ”Berapa lama?”

Yun Ho hanya diam menatap Da Ji.
“Kau masih mencintainya bukan?” tanya Da Ji.
“Aku tidak tau. Aku berpikir semuanya sudah berakhir. Tapi aku selalu mengkhawatirkannya dan ingin menjaganya. Jika aku terus bersamamu namun memiliki perasaan seperti ini, kita pasti akan mengalami masa yang sulit.”
Da Ji mengangguk lemah dan matanya mulai berkaca-kaca mendengar ucapan Yun Ho itu.

Yun Ho berniat pergi namun Da Ji berusaha menahannya dengan memegang tangan Yun Ho.
Yun Ho berkata, “Aku tau, mengatakan hal ini padamu... aku sangat egois. Ketika bersamamu aku merasa sangat senang.... dan sangat bahagia.”
Akhirnya air mata Da Ji pun tumpah dan berkata pelan, ”Mengapa kau mengatakan ini seolah-olah kita sudah berakhir? Perasaanmu yang ingin menjaga dia, aku bisa mengerti. Dan... aku akan menunggumu. Aku pasti akan menunggumu...”
”Jangan menungguku...” ucap Yun Ho kemudian pergi. Da Ji sangat terpukul dengan ucapan Yun Ho itu...

Yun Ho berjalan lemas menuju kamar Resort. Sebenarnya ia tak rela melepas Da Ji. Saat masuk ke kamarnya, Yun Ho mendapati Mil Hye sedang duduk melamun di sofa.
“Apakah tidurmu nyenyak”, tanya Yun Ho. Mil Hye hanya diam dan menatap Yun Ho.
”Aku akan memberikanmu segelas susu hangat”, lanjut Yun Ho.
Mil Hye berkata, ”Aku akan pergi ke luar negeri besok. Mungkin aku akan ke apartemen Manda dulu.”
Yun Ho berkata, ”Jangan pergi!!”

Yun Ho lalu duduk di depan Mil Hye dan berkata, ” Aku telah mengabaikanmu. Aku sadar ada kesalahpahaman di antara kita berdua. Tapi selama ini aku hanya menyalahkanmu dan tidak melakukan apa-apa. Hingga sampai saat ini.... Aku harus bertanggung jawab. Aku berharap waktu bisa diputar kembali ke masa lalu.... Kita harus berusaha bersama..... Kita harus mencoba lagi. Jika tidak berhasil maka kelak kita bisa bicarakan hal ini lagi.”

Mil Hye terharu mendengar kata-kata Yun Ho
”Mengapa kau bersikap seperti orang bodoh? Ketika aku mengatakan akan pergi, seharusnya kau membiarkan aku pergi. Mengapa kau menahanku? Apa yang kau inginkan?” tanya Mil Hye.
Yun Ho mengatakan bahwa mereka akan menyelesaikan masalah bersama-sama. Mil Hye menangis lalu berkata pada Yun Ho bahwa ia takut hidup sendirian dan meminta maaf karena mengganggu hidup Yun Ho lagi. Yun Ho mendekati Mil Hye lalu merangkulnya. 

Dong Joo tiba di depan rumah Da Ji dan melihat Da Ji sedang berjalan pelan menuju rumah. Dong Joo keluar dari mobil dan bertanya dari jauh, “Hei... Kau tidak mengangkat telponku. Apa yang kau lakukan?”
Da Ji tidak mempedulikan pertanyaan Dong Joo itu. Ia terus berjalan. Dong Joo lalu mengejarnya.
“Kau kenapa? Apa tidak bisa mendengarku? Aku bertanya kenapa tidak mengangkat telponku?”
Dong Joo menarik tangan Da Ji hingga badan Da Ji menghadap Dong Joo. Akhirnya Dong Joo melihat ternyata Da Ji sedang menangis. 

Melihat Da Ji menangis dihadapannya, Dong Joo sangat kasihan dan ingin memeluk Da Ji. Namun niatnya untuk memeluk Da Ji di urungkannya. Ia hanya bisa melihat Da Ji menangis tanpa melakukan apa-apa.

Bersambung ke Paradise Ranch Episode 11 Part 2

1 komentar: