Akhirnya Dong Joo pun ikut makan malam di rumah Da Ji. Ia makan dengan sangat lahap. Da Ji menegurnya dan memintanya untuk makan pelan-pelan. Melihat sikap Da Ji dan Dong Joo yang terlihat saling perhatian, Dae Eun pun berkata, “Saat makan pun kalian masih saja berdebat. Tidak apa-apa. Melihat kalian seperti ini sangatlah bagus.”
Mendengar itu Da Ji dan Dong Joo salah tingkah. Dengan cepat Da Ji memukul kepala Dae Eun dan memarahinya. Da Ji juga kesal karena Dae Eun telah mengirim SMS pada Dong Joo. Dae Eun pun balik marah pada Da Ji karena kepalanya dipukul. Ia paling benci kalau kepalanya dipukul... Namun diluar dugaan, Dong Joo malah membela Da Ji dan menyalahkan Dae Eun karena berkata dengan berteriak-teriak pada Da Ji.
Melihat Dong Joo membela Da Ji, Dae Eun pun sangat kesal. Dae Eun lalu mencari alasan agar Dong Joo tidak bisa tinggal lagi di kamar Ayahnya yang dipakai oleh Dong Joo.
“Sebelum ujian ini, aku ingin belajar keras. Jadi aku akan menggunakan kamar Ayah untuk belajar. Kamar itu tidak ada yang menempatinya lagi jadi tidak apa-apa jika aku menggunakannya.”
Mendengar permintaan Dae Eun itu, tentu saja Da Ji dan Dong Joo kaget. Namun mereka pun terpaksa menyetujuinya.
”Baiklah”, ucap Da Ji pelan.
“Jika kau sudah selesai makan pergilah... Ini sudah malam”, Dae Eun merasa di atas angin. Dae Eun lalu mengambil HP nya dan berniat menelpon Ayahnya (menakuti Da Ji dan Dong Joo hehe..)
Dengan cepat Da Ji merebut HP itu dari tangan Dae Eun, “Apa yang kau lakukan? Ayah pasti hidup dengan baik!”
Dong Joo pun terpaksa beranjak dari tempat duduknya. Da Ji berusaha menahannya.
“Apa kau akan pergi sekarang? Setidaknya habiskan lah dulu makananmu baru pergi.”
Dong Joo menggelengkan kepalanya dan melangkah keluar rumah.
Di luar rumah, Dong Joo mengomel kesal karena sikap Dae Eun yang secara tidak langsung sudah mengusirnya...
Pagi harinya....
Penyeleksian kuda yang akan berpartisipasi dalam kompetisi pacuan kuda pun mulai diadakan.... Da Ji sebagai MC acara itu dan terlihat sangat semangat. Dong Joo dan Assisten Lee menghampirinya. Dong Joo memarahi Da Ji yang mengikutsertakan Ahjumma dan Jong Dae dengan kudanya yang tidak masuk kriteria. Da Ji pun kaget melihat Ahjumma yang ternyata ikut dengan membawa kuda yang tidak sesuai kriteria itu. Akhirnya kuda ahjumma pun terpaksa dieliminasi oleh Dong Joo untuk kompetisi itu.
Ayah Dong Joo datang ke perusahaan Ayah Jin Young dan mereka pun mengobrol.
Ayah Jin Young angkat bicara, “Aku dengar belakangan ini perusahaan Dong In merupakan perusahaan yang besar di bidangnya.”
“Terima kasih atas pujian anda. Tapi dibandingkan dengan perusahaan anda, Dong In hanyalah perusahaan yang kecil.”
Ayah Jin Young berkata lagi, ”Belakangan ini aku berpikir untuk melakukan investasi. Tapi aku ingin orang yang bertanggung jawab untuk investasi ini adalah Han Dong Joo.”
Ayah Dong Joo kaget mendengar itu namun ia terpaksa setuju.
Yun Ho sedang melihat kuda miliknya berlari. Kuda itu dirawat oleh Da Ji. Ia tiba-tiba ingat saat ia menemui Da Ji yang sedang merawat kuda itu. Ia pun tersenyum sendiri.
Assisten Baek menghampiri Yun Ho dan melaporkan perusahaan Dong In yang sepertinya sedang mengadakan kontrak dengan perusahaan asing. Yun Ho meminta Assistennya itu terus mengawasi perusahaan Dong In. Assisten Baek lalu mengomentari penampilan Yun Ho yang terlihat lelah. Yun Ho hanya tersenyum dan berkata mengenai kudanya.
”Hyung, Kuda ini sudah tumbuh besar. Kuda ini dulunya hanya berdiam diri di pojok kandang. Sekarang kuda ini sudah kuat berlari dan juga makannya sangat banyak. Ini semua karena ia telah dilatih oleh pelatih yang baik (Da Ji).”
Da Ji dan Dong Joo berada di ruangan Dong Joo melihat data-data kuda yang ikut dalam kompetisi. Punggung Da Ji gatal dan Da Ji berusaha menggaruk punggungnya. Dong Joo yang melihat itu pun langsung berkata, ”Makanya kau harus sering mandi!”
”Ini karena tanganku yang sebelah tidak boleh kena air makanya jadi seperti ini. Tiap hari aku selalu mandi”, bela Da Ji.
Dong Joo pun membantu menggaruk punggung Da Ji dengan pensil.
Dong Joo kembali melihat data-data kuda. Ia keget melihat data Kuda nomor 11 yang sudah mengikuti kompetisi sebanyak 93 kali dan ternyata itu milik Ahjumma. Dong Joo tidak mengizinkan kuda itu ikut dalam kompetisi. Dong Joo mengatakan bahwa kuda itu mirip Da Ji yang terlihat setengah laki-laki setengah wanita (wkwkwkwk...)
Sesaat HP Dong Joo berdering. Dong Joo terlihat enggan mengangkatnya namun Da Ji meminta Dong Joo untuk mengangkat telpon itu. Dong Joo pun terpaksa mengangkatnya. Ternyata itu adalah telpon dari Ayah Dong Joo yang meminta Dong Joo kembali ke perusahan pusat.
Kakek Dong Joo dan Ayah Da Ji makan bersama di sebuah restoran. Kakek lalu bertanya mengenai Da Ji.
“Da Ji saat ini bagaimana? Apa kau ingin membiarkannya terus sendiri disana? Dia pasti sangat menderita hidup sendiri. Apa saat ini dia mempunyai kekasih?” tanya Kakek.
“Iya..”
“Jadi kau sudah mengetahuinya?” tanya Kakek lagi (kayaknya Kakek berpikir kalau yang jadi kekasih Da Ji itu adalah Dong Joo.)
Kakek terlihat sangat senang.
Ayah Da Ji berkata, “Awalnya aku tidak suka melihat dia menjalin hubungan lagi. Namun setelah dilihat-lihat sepertinya orang itu sangat baik. Dia memiliki usaha sendiri yang cukup sukses dan sepertinya dia tidak akan menipu Da Ji.”
Kakek dengan cepat berkata, “Itu sangat bagus.”
Ayah Da Ji tersenyum, ”Walaupun dia orang Korea yang besar di Amerika... jika nanti mereka ingin tinggal di Amerika, aku tidak keberatan.”
Mendengar itu Kakek terkejut dan perlahan-lahan senyumnya hilang.
”Besar di Amerika? Siapa?” tanya Kakek.
”Kekasih Da Ji”, jawab Ayah Da Ji.
Kakek terlihat kecewa....
Da Ji baru keluar dari kamar mandi. Ia menghentikan langkahnya dan berbalik untuk mengunci pintu rumah. Setelah mengunci pintu, Ia lalu berpikir sesaat... kemudian membuka kunci pintu itu lagi karena ia takut Dong Joo akan pulang ke rumah.
Da Ji lalu berkata sendiri, ”Jika di mutasikan ke perusahaan pusat... Apakah itu artinya dia akan kembali ke Seoul?”
Da Ji melihat HP nya, namun SMS atau panggilan dari Dong Joo tidak ada, ia pun kecewa.
Seoul....
Dong Joo pulang ke rumah sambil memapah Ayahnya yang mabuk. Ibu Dong Joo yang melihat itu kaget lalu menghampiri mereka. Dong Joo lalu membawa Ayahnya duduk di sofa.
Dong Joo bertanya, “Ayah... Kau memutasikanku ke perusahaan pusat. Aku harus bekerja di kantor cabang.”
Ayah Dong Joo yang mabuk menjawab, ”Meskipun kau harus bekerja di perusahaan pusat, tapi kau tetap harus bertemu Jin Young. Kau tau hari ini aku bertemu siapa? Ayah Jin Young!”
”Bertemu Ayah Jin Young?” Dong Joo kaget.
Ibu Dong Joo pun kaget, ”Kau bertemu dengan Ayah Jin Young? Sadarlah...., Aku akan membuatkanmu teh madu.”
Ibu Dong Joo membalikkan badannya dan berniat melangkah menuju dapur, namun langkahnya terhenti melihat kehadiran Kakek.
Melihat kehadiran Kakek, Dong Joo pun langsung bertanya, ”Kakek, Ayah bilang aku akan dimutasikan ke perusahaan pusat. Apa itu benar?”
Kakek berkata, ”Ini sudah malam. Kau tidur saja.”
Da Ji sedang duduk makan ditaman. Da Ji mengomel kesal pada Dong Joo karena Dong Joo sama sekali tidak menghubunginya.
Yun Ho pun sedang berjalan ditaman itu. Begitu melihat Da Ji ia pun segera menghampiri Da Ji. Yun Ho duduk di samping Da Ji. Melihat Yun Ho, Da Ji pun kaget. Yun Ho bertanya mengenai keadaan Paulist. Da Ji justru balik bertanya pada Yun Ho apakah orang tua Paulist benar-benar telah memenangkan banyak kompetisi karena Paulist sama sekali tidak sehebat orangtuanya.
Yun Ho tersenyum, “Apa kau tidak mempercayaiku?”
Da Ji menjawab, “Bukan seperti itu, hanya saja ini sudah 3 bulan namun ia masih belum bisa berlari. Aku hanya berpikir, di negara asing aku hanya di jahili oleh pria yang baru pertama kali bertemu denganku hingga aku membeli kuda itu. Namun aku berpikir juga bahwa aku ini sudah mendapatkan apa yang sudah aku bayar.”
Yun Ho tersenyum lalu berkata, “Kuda itu kembalikan saja padaku.”
“Kenapa harus mengembalikannya padamu? Paulist itu bukan barang. Memikirkan masalah hidupku, aku pasti akan berusaha lebih baik lagi.”
“Kau pasti sangat sibuk menyiapkan kompetisi pacuan kuda itu?”
Da Ji mengangguk, ”Iya, aku diminta untuk mengemban tugas ini.”
Yun Ho berkata lagi, ”Direktur Han sepertinya sudah dimutasi ke perusahaan pusat. Apakah semua urusan dipeternakanmu sudah diselesaikan?”
Da Ji terdiam sesaat kemudian berkata, ”Rupanya itu benar. Aku tidak tau jika dia sudah dimutasikan.”
“Bagaimana dengan peternakan”, tanya Yun Ho.
“Jika semua surat persetujuan masyarakat sudah didapatkan maka Dong Joo akan mengurus hal ini lagi. Meskipun dia bukanlah orang yang bisa diandalkan namun dia bukanlah orang yang hanya bisa berkata omong kosong.”
Yun Ho menatap Da Ji dan terdiam mendengar perkataan Da Ji itu.