BEST COUPLE

Rabu, 08 Juni 2011

ALL ABOUT LOVE: Sinopsis Paradise Ranch Episode 4

Suasana begitu kaku ketika Dong Joo, Da Ji, Yun Ho dan Jin Young makan siang bersama.


Namun Yun Ho berusaha untuk membuat suasana sedikit nyaman. 
“Aku dan Jin Young adalah teman satu universitas di Amerika”, ucapnya berusaha mencairkan suasana di antara mereka. 
“Ah... Aku belum pernah mengatakan padamu tentang hal ini”, timpal Jin Young. “Sebelum aku pergi ke Perancis aku belajar Ekonomi. Yah... walaupun hanya belajar beberapa ilmu dasar saja”, lanjutnya.
“Benarkah?” kata Dong Joo yang terlihat agak kebingungan.
"Orang yang belajar Ekonomi seharusnya bisa mengerti bisnis juga. Aku pikir hasilnya akan biasa saja, namun ternyata proposal yang dia buat untuk Resort ini cukup bagus”, puji Yun Ho. 
Dong Joo tampak sedikit kesal karena perkataan Yun Ho tersebut, seolah-olah mengetahui banyak tentang Jin Young. 
Dong Joo tidak mau kalah, "dia memiliki kemampuan sehingga dia memenangkan kompetisi design di Amerika." 
Da Ji tampak kesal mendengar ucapan Dong Joo. Jin Young hanya tersenyum malu. Da Ji melihat penampilan Jin Young yang sangat modis dan dia pun menjadi merasa minder. 

Jin Young menatap wajah Da Ji dan dia mengingat bahwa mereka sebelumnya pernah bertemu, "Ah bukankah kita pernah bertemu?” 
"Ah.... ya di Australia....", jawab Da Ji. 
Dong Joo panik dan berusaha memberikan isyarat pada Da Ji agar tidak mengatakan apapun namun sayangnya Jin Young lah yang mengingat pertemuannya dengan Da Ji itu, "Ah benar. 
Kita bertemu di kamar hotelnya Dong Joo kan?" 
Dong Joo berusaha berbohong namun Da Ji cepat-cepat memotong ucapan Dong Joo, "Ah kami teman di SD. Aku datang menghampirinya untuk meminta dia membantuku membeli kuda tapi dia tidak membantuku." 
Yun Ho tersenyum. Sementara Dong Joo benar-benar terlihat kesal.

Jin Young lalu bertanya pada Da Ji, "Nona Da Ji... Yun Ho Oppa itu Playboy”. "Aku tau" Jawab Da Ji spontan. 

Da Ji menutup mulutnya karena dia lagi-lagi salah berbicara. 
Yun Ho tersenyum dan berkata, "Dia ternyata sudah tau bahwa aku playboy." Da Ji kebingungan dan mencoba menjelaskan apa maksud ucapannya, "Ah bukan.. bukan itu maksudku... Maksudku adalah dia sangat tampan dan memiliki sopan santun sehingga banyak wanita yang menyukainya. Itu yang aku maksudkan." 
Da Ji gugup, ia mengambil air di gelasnya untuk diminum namun ternyata sudah habis (hahahahahaha...... lucu banget liat Da Ji salah tingkah).
Yun Ho memberikan air di gelasnya pada Da Ji sambil berbisik, "Terima kasih karena telah berfikir seperti itu mengenai aku." 
Dong Joo terus menerus menatap Da Ji dengan kesal.


Yun Ho berkata, "Ah kau mengajak Designer yang terkenal(Jin Young) itu artinya kita harus mengeluarkan banyak uang." 
Dong Joo dengan spontan menjawab, "Aku mampu membayarnya."
”Benarkah?” ucap Yun Ho sambil tertawa. 
 ******************************************

Dong Joo meminum air di ruang tengah. Dia terlihat kesal atas kejadian makan siang itu. Da Ji keluar dari kamarnya dan membawa beberapa pakaian kotor, dia melihat Dong Joo yang sedang duduk di ruang tengah. 



" Pacarmu sekarang ada di Pulau Jeju. Lalu mengapa kau tetap tinggal disini? Ah bawa pakaian kotormu. Jadi aku bisa sekalian mencucinya."  
Dong Joo  kesal pada Da ji.  "Mengapa kau harus mencuci pakaianku? Apakah kau ini istriku hah?" ucapnya marah. 
Da Ji membela diri, "Lalu apa yang akan kau lakukan dengan baju, pakaian dalam dan kaus kakimu yang kotor itu?" 
Dong Joo menjawab dengan nada tinggi, "Aku bisa mengurusnya sendiri!! Jangan pernah masuk ke kamarku!!" 
Kesabaran Da Ji sudah habis, "Kau mengapa terus berteriak kepadaku?!"
Dong Joo memelankan nada bicaranya dan bertanya, "Kau sudah tahu bahwa dia playboy. Lalu mengapa kau masih tetap bersamanya?" 
Da Ji membalas membentak Dong Joo, "Apa hubungannya denganmu. Apakah kau ini suamiku hah? Aku sudah lama ingin mengatakan hal ini.... Mengapa kau memperlakukan aku ini seperti seorang istri yang berselingkuh? Tidak peduli apakah aku sedang berpacaran dengan Ahjussi atau tidak, apakah aku harus meminta izinmu?!" 
Dong Joo bertanya kesal, "Siapa yang mengatakan bahwa kau membutuhkan izinku?" 
Da Ji menjawabnya sambil berteriak, "Tapi sikapmu itu seolah-olah seperti itu!!!"


Dong Joo memejamkan matanya untuk menenangkan diri dan berkata, "Kau kapan akan memberikan surat persetujuan itu kepadaku?”
”Itu.....”
”Cepat selesaikan itu sehingga kita tidak perlu bertemu lagi nanti!" Dong Joo langsung beranjak meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya dan Da Ji tampak begitu geram.
***********************************************



Da Ji pergi keluar rumah untuk mencuci baju. Dia mencuci baju sambil terus mengomel kesal, "Huh pada saat ada sesuatu yang tidak menguntungkanmu maka kau akan mulai mengancamku... Huh aku tidak akan membiarkan hal ini." Da Ji fokus pada baju yang di cucinya dan begitu melihat yang di cucinya itu adalah baju Dong Joo, "Huh baju ini baru di pakainya setengah hari, dia langsung memasukkannya kesini untuk dicuci. Dasar..........,,Tunggu... “ Da Ji melihat-lihat pakaian Dong Joo. “Dia sudah berada disini selama 4 hari tapi kenapa dia hanya mempunyai 2 pakaian dalam? Dia hanya memakai pakaian dalam setiap 2 hari sekali tapi dia selalu megganti pakaiannya setiap hari? Apakah penampilan dari luar itu lebih penting? Aishhhh jorok sekali!!"

“Itu pakaian dalam siapa”, tiba-tiba Dae Eun adiknya yang baru saja pulang dari sekolah bertanya. “Kau masih mencucikan pakaian dalam mantan suamimu?”
Da Ji tersenyum malu. “Cuma sekalian saja”, ucapnya membela diri. 
Da Eun melihat pakaian dalam Dong Joo dan berkomentar, "Hmm sepertinya sangat mahal. Tapi mengapa dia memakai pakaian dalam persegi (boxer) yang biasa dipakai paman-paman?”
Da Ji menjawab, "Hmm itu... Dia tidak suka memakai pakaian dalam segitiga (bentuk celana dalam hehehehe..). Dia tidak suka itu." 
Da Eun kesal dan berkata, "Huh banyak sekali yang kau tahu tentang dia!” 
Da Ji hanya tersenyum.

*******************************************
Beralih ke scene lain


Dong Joo berada di ruang kerjanya bersama dengan Asistennya. 
Dong Joo berkata, "Untuk Tim Interior Design(Jin Young) tolong siapkan ruangan yang terbaik. Dan pesankan kursi yang berkualitas bagi karena mereka pasti menghabiskan banyak waktu di ruangan mereka." 
Asisten Dong Joo mencatat semua permintaan Dong Joo dan bertanya, "Yang harus disiapkan banyak sekali, perlu berapa lama aku harus menyiapkannya?" Dong Joo menjawab, "Besok. Kamu harus selesai menyiapkan semuanya." Asisten Dong Joo bertanya kembali, "Ah manager besok ada pertemuan di kapal pesiar apakah mau ikut?" 
Dong Joo tidak menjawabnya dan pergi begitu saja. Asisten Dong Joo pun mengeluh, "Huh dasar.....mengapa dia begitu mempedulikan wanita itu??"


Jin Young pergi berkeliling melihat-lihat ruangan bersama dengan temannya. Temannya Jin Young mengeluh dan meminta agar mereka beristirahat sebentar. Namun Jin Young tidak mempedulikannya. Di depan pintu, Jin Young melihat kedatangan Yun Ho dan akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat sebentar.


Jin Young pun mengobrol bersama Yun Ho di luar Resort. Jin Young berkata, "Kau belum lama bercerai dan sekarang kau sudah memiliki pacar baru?" 
Yun Ho tersenyum mendengar ucapan Jin Young itu, "Mengapa kau bisa tahu kalau aku memiliki pacar?" 
Jin Young menjawab, "Karena aku peduli padamu sehingga bisa tau semuanya. Bukankah oppa sudah mengatakan waktu menikah. Bahwa aku bisa  menunggumu sampai kau bercerai." 
Yun Ho menatap Jin Young dan berkata, "Lelucon itu tidak menarik lagi sekarang." 
Jin Young balas menatap Yun Ho dan menjawab, "Ini bukan lelucon.”
”Sekarang kita harus melupakannya”, ucap Yun Ho. 
Jin Young berkata, ”Benar juga. Kita berpacaran saat kuliah di luar negeri dan aku pikir aku ini keras kepala. Aku juga berusaha untuk melupakanmu. Bagaimanapun juga Oppa tidak pernah melihat aku. Mengapa harus bertemu disini? Jika tidak bertemu pasti bisa melupakanmu dengan cepat”.
Yun Ho masih terus menatap Jin Young dan Jin Young berkata, "Jangan menatapku dengan wajah penuh rasa kasihan begitu. Aku lebih senang saat beberapa tahun yang lalu. Saat kau masih menatapku dengan nyaman dan melindungiku." 
Yun Ho terdiam tidak berkomentar apa-apa. (OMG Yun Ho udah bercerai.... Yun Ho and Jin Young pernah berpacaran? Wah gimana kelanjutannya.)



 ******************************************************
Da Ji bekerja di Restaurat milik Ahjumma. Ahjussi memberikan Da Ji upah karena selama ini dia bekerja paruh waktu di tempat itu. 
Ahjussi berkata, "Kau pasti sibuk karena peternakan dan mengapa kau masih saja bekerja paruh waktu? Jangan sampai sakit." 
Da Ji tersenyum dan menjawab, "Aku sangat sehat. Lagi pula aku harus mengumpulkan banyak uang." 
Ahjumma lalu berkata, "Da Ji, lebih baik kamu sekarang minta ganti rugi? Bukankah Kau tidak menerima satu sen pun dari perceraianmu." 
Ahjussi berkata pada Ahjumma, "Huh kau pikir bahwa Da Ji ini sepertimu apa? Sama sekali tidak mirip." 
Ahjumma menjawab,” karena aku melihatnya bekerja begitu keras, hatiku sangat sakit”.

Ahjumma lalu berkata pada Da Ji, "Da Ji... Dulu bukankah kau dan Dong Joo itu begitu lengket seperti karet. Dan sekarang kalian tinggal di tempat yang sama, Apakah hatimu merasa berdebar-debar? Perasaan itu pasti tumbuh lagi." 
Da Ji kaget mendengarnya, "Hah... dengan Dong Joo...,,Tidak! Tidak akan pernah!! Perasaan seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi!!"


Yun Ho sedang lari pagi bersama dengan Asistennya. Yun Ho bertanya, "Siapa saja yang akan datang saat acara di kapal nanti?" 
Asisten Yun Ho menjawab, "Direktur Shen, Insinyur dan 2 orang lainnya. Acara itu akan selesai jam 6. Direktur Yang pun akan datang. Apakah kita harus membawa proposal Direktur Yang?" 
Yun Ho menjawab, "Tidak. Hubungi saja perusahaan dan pastikan Direktur Yang menerima proposal dari kita. Ah ya jam berapa sekarang?" 
Asistennya menjawab, "Jam 8." 
Yun Ho tersenyum dan kemudian berlari meninggalkan asistennya.

Da Ji sedang berada di peternakan kuda Yun Ho. Seorang paman bertanya pada Da Ji, "Kau ini adalah dokter hewan, namun kau tidak berani mengambil darah kuda. Apakah ini masuk akal?" 
Da Ji terlihat panik, "Itu karena... Saat aku bekerja di rumah sakit hewan, kuda yang sedang di ambil darahnya itu bergerak dan pada akhirnya kuda itu mati. Sejak saat itu aku phobia untuk mengambil darah kuda." 
Paman itu kaget dan mengambil alih suntikan di tangan Da Ji, "Kalau begitu kau cepat bersihkan kotoran kuda saja!!" 
Yun Ho datang dan berkata, "Bagaimanapun juga kau harus bisa melakukannya."

Da Ji kembali memegang suntikan dengan rasa takut dan bersiap mengambil darah kuda. Namun dia tetap tidak berani.
"Aku tidak bisa melakukan semua ini Ahjusshi. Bagaimana jika terjadi sesuatu...?" 
Yun Ho tersenyum dan terus mendukung Da Ji, "Cobalah kembali. Kau akan melakukannya dengan lebih baik. Jangan takut. Cukup pikirkan dirimu dan kuda yang ada di depanmu. Dokter hewan Lee Da Ji, apakah kau siap?" 
Da Ji menatap kuda itu dan berbicara pada dirinya sendiri, "Baiklah pertama temukan pembuluh darah vena di lehernya. Lalu miringkan jarum seperti posisi 45 derajat... Kemudian ambil darahnya. Jika sudutnya terlalu lebar atau jarumnya itu terlalu dalam maka itu akan menyakitkan kuda."


Da Ji berhasil menusukan jarum itu kepada pembuluh vena kuda dan mengambil darah kudanya. Da Ji begitu senang dan menunjukannya pada Yun Ho, "Ini sudah selesai Ahjussi." 
Yun Ho tersenyum melihat kegembiraan Da Ji itu. Sesaat Da Ji melihat penampilan Yun Ho yang memakai pakaian olah raga dan dia berkata, "Pakaian olah raga itu sangat cocok denganmu." 
Yun Ho tersenyum lalu berkata, "Aku memang selalu terlihat tampan dengan apapun yang aku pakai."

***********************************************************
Dong Joo datang ke ruangannya Jin Young dan melihat Jin Young sibuk memindahkan kursi. 
"Hei.. Jangan memindahkan benda seberat ini. Kau bisa terluka", seru Dong Joo.
Jin Young justru malah meminta Dong Joo membantunya, "Apa yang sedang kau lakukan? Cepat bantu aku." 
Dong Joo kebingungan namun pada akhirnya dia membantu Jin Young memindahkan kursi itu. 
Dong Joo menatap ruang kerja Jin Young lalu bertanya, "Bukankah ruangan ini terlalu kecil?" 
Jin Young menjawab, "Tapi sangat nyaman." 
Dong Joo tersenyum dan bertanya, "Apa ada sesuatu yang kau inginkan lagi? Katakan saja padaku." 
Jin Young menjawab, "Aku hanya ingin kau ajak untuk makan siang di kapal." Dong Joo bingung, "Mm makan siang di kapal?" 
Jin Young bertanya, "Apakah kau tidak akan pergi kesana?" Dong Joo menjawab dengan cepat, "Oh ... Pergi. Ya aku akan pergi makan siang di kapal itu."


Da Ji berjalan keluar dari Resort dan terus memandangi foto-foto di hp nya. Ia tersenyum dan berbicara sendiri mengingat kejadian di peternakan Yun Ho. Saat berjalan pergi, dia mendengar pembicaraan Asisten Dong Joo dengan pihak catering di kapal itu. Asisten Dong Jo berkata, "Bagaimana ini?? Apakah tidak ada waitress?" 
Pihak catering menjawab, "Kami sudah mengubungi agensi untuk para pekerja part time dan mereka akan segera datang." 
Da Ji tiba-tiba saja menghampiri mereka dan menawarkan dirinya untuk menjadi waitress.

Dong Joo berjalan menuju kapal bersama dengan Jin Young. 
"Apa ada sesuatu yang kau inginkan kembali? tanya Dong Joo.
Jin Young menjawab, "Kau sudah sangat membantuku. Aku tidak tau bagaimana cara membalas kebaikanmu ini."

Di dalam kapal itu ada Yun Ho yang sedang mengadakan rapat dengan utusan perusahaan asing. Dong Joo yang duduk satu meja bersama mereka terlihat kesal dan mencibir Yun Ho. 
Asisten Dong Joo bertanya, "Apakah kau mengerti bahasa inggris?" 
Dong Joo menatap asistennya dengan tajam dan itu membuat asistennya terdiam. Dong Joo begitu kaget ketika Da Ji tiba-tiba datang ke ruangan di kapan itu dengan menggunakan seragam pelayan dan membawa minuman. Lalu Asistennya membisikan sesuatu pada Dong Joo, "Ah temanmu itu bilang bahwa dia pernah menjadi waitress selama 3 tahun di bar." 
Yun Ho yang melihat kedatangan Da Ji pun terkejut namun dia hanya tersenyum menatap Da Ji dan melanjutkan membicarakan bisnis.




Da Ji sedang berdiri menatap pamandangan dari kapal dan dia terkejut melihat kehadiran Dong Joo. Dong Joo melihat penampilan Da Ji dan bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?" 
Da Ji menjawab, "Bekerja sambilan."
Dong Joo berkata kembali, "Mengapa kau bekerja disini?! Sepatu dan pakaian itu tidak pantas kau pakai. Demi uang kau bisa melakukan apapun. Karena kau, aku merasa begitu malu." 
Da Ji kaget mendengarnya. Dia pun berkata sambil berteriak-teriak, "Mengapa merasa malu karena aku? Kau apa hubungannya denganku. Jika aku ingin mengembalikan uang 30.000.000 won(Uang peternakan) itu padamu maka aku harus bekerja keras. Jadi tolong tidak usah mempedulikan apa pekerjaan yang aku lakukan. Aku sangat sibuk jadi aku akan pergi duluan!"

Da Ji berjalan dengan penuh percaya diri meninggalkan Dong Joo. Namun sayangnya Da Ji terpeleset karena tidak biasa menggunakan sepatu hak tinggi dan rambutnya menyangkut di ikat pinggangnya Dong Joo. Dong Joo tentu kaget sekali, apalagi Da Ji tanpa sengaja memegang daerah terlarang (hahahahaha...) saat berusaha melepaskan rambutnya yang menyangkut itu.
Hei...!! Apa yang kau pegang??" 

Da Ji merasa malu, "Ah maaf... maaf..." 
Dong Joo berusaha melepaskan rambut Da Ji yang menyangkut di ikat pinggangnya, "Jangan gerakan kepalamu. Apakah kau gila?? Bertemu denganmu disini tidak ada satu hal pun yang baik." 
Dong Joo berusaha melepaskan rambut Da Ji itu dengan kasar dan membuat Da Ji berteriak kesakitan, "Aw sakit sekali! Kau sengaja melakukannya dengan kasar. Ini sakit..!"






Jin Young tiba-tiba datang dan kaget saat melihat posisi yang sedikit ekstrim antara Dong Joo dan Da Ji, "Apa yang sedang kalian lakukan?" 
Dong Joo dan Da Ji sama-sama kaget melihat kedatangan Jin Young. Jin Young pun membantu untuk melepaskan rambut Da Ji yang tersangkut di ikat pinggang Dong Joo. 
"Jika orang-orang melihat ini maka mereka pasti akan salah paham", ucap Jin Young.
Da Ji dan Dong Joo sama-sama tersenyum malu.
Akhirnya rambut Da Ji bisa terlepas dari ikat pingangganya Dong Joo.

Da Ji pergi ke dek bawah kapal dan melihat Yun Ho dari arah kejauhan. 
Da Ji berkomentar, "Ah benar-benar terlalu tampan untuk dikatakan." 
Da Ji mengeluarkan HPnya dan mencoba Mengambil foto Yun Ho. 
Jin Young yang melihat itu segera menghampiri Da Ji dan berkata, "Sebaiknya kau gunakan kamera ini." 
Da Ji kaget dan langsung tersenyum, "Ah tidak perlu." 
Jin Young bertanya, "Apakah kepalamu baik-baik saja?" 
Da Ji memegang kepalanya dan tersenyum, "Ya terima kasih. Ah kamera itu terlihat bagus. Adik perempuanku sangat suka mengambil foto-foto." 

Jin Young tersenyum mendengar ucapan Da Ji itu. Jin Young menatap Yun Ho dari jauh dan bertanya pada Da Ji, "Apakah Oppa sangat baik padamu?" Da Ji menjawab, "Mmm ya."


Seorang kepala pelayan lewat di dekat Jin Young dan Da Ji, Jin Young lalu meminta segelas minum pada kepala pelayan itu. Kepala pelayan itu menatap sinis pada Da Ji sehingga dengan cepat Da Ji menjawab, "Itu tugasku jadi aku akan mengambilnya untukmu." 
Da Ji berjalan dan tiba-tiba terpeleset. Pada saat itu Da Ji sedang memegang kamera milik Jin Young sehingga kamera itu pun terjatuh. Da Ji sangat kaget melihatnya.

Suara kamera yang terjatuh itu terdengar oleh Yun Ho dan Yun Ho pun terlihat khawatir. Jin Young bilang pada Da Ji bahwa tidak apa-apa. Dong Joo datang dan merebut kamera Jin Young itu dari tangan Da Ji dengan kasar, "Apakah foto-foto kemarin ada di dalam sini?" 
Jin Young menjawab, "Tidak. Ini tidak apa-apa koQ." 
Da Ji berkata pada Jin Young, "Biar aku saja yang memperbaikinya." 
Namun Dong Joo dengan cepat membentak Da Ji, "Sudahlah!!!"

Kapal laut itu menepi di dermaga. Jin Young dan Dong Joo turun dari kapal dan terlihat bahwa Dong Joo sangat menjaga Jin Young. Da Ji yang melihat hal itu pun berkomentar, "Dia begitu kejam padaku tapi begitu lembut padanya."
Da Ji lalu melihat Yun Ho yang juga pergi dengan beberapa orang drai perusahaan. Da Ji sedih melihat hal itu, "Aish Ahjusshi juga pergi..." Kepala pelayan lalu berkata pada Da Ji, "Sebagai pekerja paruh waktu maka kau harus membersihkan dulu semuanya sebelum pergi." Da Ji menjawab, "Ya baiklah..."
*********************************

Dong Joo pergi ke sebuah toko kamera bersama dengan Jin Young. Jin Young duduk santai sementara Dong Joo terlihat berusaha menjelaskan masalah yang terjadi pada si karyawan toko. Jin Young yang melihat sikap Dong Joo pun tersenyum.

Da Ji masih berada di dalam kapal sambil mencuci piring. Da Ji mengeluarkan sebuah amplop dari dalam sakunya dan berkomentar, "Tidak peduli bagaimanapun juga aku sudah mendapatkan 50.000 won dalam waktu yang singkat. Ini tidak terlalu buruk." 
Da Ji mencium amplop itu dan memasukannya kedalam saku. 
Yun Ho datang dan berkata, "Wow kau mendapatkan banyak uang." 
Da Ji kaget melihatnya, "Kapan kau datang?" 
Yun Ho tidak menjawabnya dan langsung berjalan ke samping Da Ji. 


Yun Ho melihat banyak piring yang harus di cuci lalu berkomentar, "Mm untuk membereskan ini semua mungkin membutuhkan waktu 1-2 jam. Berapa yang akan aku dapatkan jika aku membantumu?" 
Da Ji menjawab, "Huh apakah kau berusaha mengambil uang dari orang miskin? Banyak para direktur yang mengexploitasi para pekerjanya. Ini tidak boleh terjadi padaku." Yun Ho tersenyum dan berkata, "Kalau begitu mari kita bereskan ini semua bersama-sama." 
Yun Ho melepaskan jasnya dan mulai membantu Da Ji mencuci piring. Bahkan mereka berdua pun bercanda bersama.

Selesai mencuci piring kemudian mereka berdua mengepel lantai kapal. Da Ji memainkan alat pel itu sebagai gitar dan dia berkata pada Yun Ho, "Ahjusshi kau harus mencoba melakukan hal ini juga." 
Yun Ho berkata, "Aku tidak bisa melakukannya." 
Namun akhirnya Yun Ho mencoba hal tersebut dan Da Ji tertawa, "Ahjusshi itu tidak cocok untukmu. Kau harus menggerakan kepalamu juga." 
Yun Ho mencobanya kembali dan tertawa.


Jin Young berjalan bersama dengan Dong Joo menuju Resort. 
"Kau orang yang sangat praktis. Saat aku merindukanmu, kau akan datang dan menemaniku. Kau bahkan membereskan masalah kamera. Jika diingat-ingat, , kau terlihat paling banyak tersenyum saat kita bersama." 
Dong Joo tersenyum dan berkata, "Terima kasih. Terima kasih karena telah membawa kebahagiaan untukku." 
Jin Young terdiam dan berkata, "Dong Joo... Ayo kita jangan berteman lagi. Ayo kita berpacaran." 
Dong Joo kaget mendengarnya. Jin Young kemudian berkat akembali, "Ah maaf membuatmu terkejut”. Jin Young lalu berjalan meninggalkan Dong Joo yang masih terdiam mendengar kata-kata Jin Young.

Da Ji dan Yun Ho duduk di kapal menatap langit malam sambil meminum wine. Da Ji berkata, "Saat aku kecil, mimpiku adalah menjadi ahli genetika. Tapi saat itu, semakin aku menginginkannya maka semakin aku terlihat tidak bahagia. Aku suka membaca komik, aku memiliki seri Red Haired Anne dan Alpine Rose. Aku juga suka menonton film. Terutama film yang Hugh Grant menjadi tokoh utamanya. Aku selalu menonton semua filmnya karena dia adalah tipe idealku. Ahjusshi sekarang giliranmu. Apa mimpimu saat kecil?" 


Yun Ho tersenyum dan menjawab, "Entahlah. Aku memiliki tujuan namun aku tidak yakin apakah itu sebuah mimpi."
Da Ji berkomentar, "Hmm Ahjusshi, kau ini seperti Santa Claus. Saat aku berusaha mengambil darah kuda, di kapal ini, dan juga saat kita bertemu di Australia. Kau selalu memberikanku hadiah." Yun Ho tersenyum dan berkata, "Kau juga sama." Da Ji kembali berkata, "Sangat menyenangkan bisa mengenal Ahjusshi." Da Ji tersenyum dan meminum winenya. Yun Ho menatap Da Ji dan berkomentar, "Mm ada sesuatu di sudut bibirmu." Da Ji mengelapnya namun ternyata Da Ji sudut bibirnya di bagian yang salah. Yun Ho pun membantu mengelap air wine yang ada di sudut bibir Da Ji. Da Ji terdiam dan menatap Yun Ho.


Yun Ho menatap Da Ji dan lama-lama dia pun mulai mendekat ke arah Da Ji berniat menciumnya. Namun kemudian dia tersenyum saat melihat bahwa Da Ji sudah memejamkan mata dan memonyongkan bibirnya. Yun Ho bertanya, "Mengapa kau memejamkan matamu?" Da Ji membuka matanya dengan sangat kaget dan salah tingkah. Tiba-tiba Da Ji mendekati Yun Ho dan spontan menciumnya( hahaha... pengaruh wine ni kayaknya) Da Ji sendiri kaget karena dia tiba-tiba mencium Yun Ho, "Maafkan aku Ahjusshi." Yun Ho balas bertanya, "Mm apa yang perlu di maafkan? Ayo pergi. Aku akan mengantarmu." Da Ji panik, "Tidak perlu... Tidak perlu... Aku bisa pulang sendiri." Da Ji mengambil tasnya dan langsung berlari pergi. Yun Ho hanya tersenyum melihat hal itu.

Da Ji pulang ke rumah dan dia memukulkan kepalanya pada kayu di rumah, "Aku sudah gila... Aku gila..." 
Dong Joo yang baru datang melihat hal itu bertanya, "Kau memang gila. Apa ada masalah. Dari mana saja kau?" 
Da Ji kaget melihat kedatangan Dong Joo, "Aku membersihkan kapal." 
Dong Joo menatap Da Ji dengan seksama dan dia melihat bahwa bibir Da Ji memerah dan biasanya bibir yang memerah itu di karenakan meminum wine., "Kau meminum wine merah. Kau mencuri red wine dari kapal, kan?" 
Da Ji kaget dan langsung saja protes, "Mencuri? Apa yang kau maksud? Apakah aku ini pencuri?!"


Dong Joo bertanya kembali, "Lalu mengapa dengan bibirmu itu?" 
Da Ji semakin salah tingkah dan menutup bibirnya dengan tangan, "Ada apa dengan bibirku?" 


Dong Joo berkata lagi, "Ah ini pasti benar. Apa mungkin kau mampu membeli red wine?" 
Da Ji kesal dan berkata, "Sudah kukatakan aku tidak melakukan itu!!" 
Da Ji pun langsung masuk kedalam rumah dan membiarkan Dong Joo mengomel kesal. Di dalam kamar, Dae Eun sedang olah raga sambil terus berbicara pada Da Ji yang berbaring di kasur, "Jika kau bekerja keras melakukan olah raga ini maka akan membuat dadamu bidang. Ayo lakukan bersama. Untuk hidup yang sehat maka kita harus berolah raga." 


Da Eun kesal karena Da Ji hanya diam saja. Da Eun mendekati Da Ji dan berkata, "Apakah kau tetap mencoba menutupi dariku bahwa kau baru saja minum red wine bersama Ahjusshi itu?? Kenapa dengan matamu itu? Terlihat tidak fokus? Ada apa? Apakah kau menjatuhkan dirimu sendiri pada Ahjusshi itu karena kau begitu menyukainya?" 
Da Ji berkata, "Da Eun.... Andai saja aku bisa kembali ke satu jam yang lalu..." Da Eun berkomentar, "Tentu saja tidak bisa!"
Da Eun kembali bertanya, "Apakah kau menciumnya dan Ahjussi tidak suka? Ah benar-benar.... Biasanya laki-laki tidak pernah menolak wanita." 
Da Ji tetap saja terus memikirkan kejadian yang terjadi di kapal.
********************************************


Ayah Dong Joo sedang makan siang bersama dengan selingkuhannya. Selingkuhannya ini adalah wanita yang masih sangat muda. Ayah Dong Joo terlihat genit pada wanita muda itu dan tiba-tiba saja dia tersedak karena kaget melihat ada Kakek Dong Joo. Wanita selingkuhan Ayah Dong Joo bertanya, "Oppa, siapa kakek ini?" Kakek Dong Joo menjawab, "Aku adalah Ayah Oppa-mu ini!" Ibu Dong Joo juga datang dan berdiri di belakang Kakek. Hal ini semakin membuat Ayah Dong Joo terdiam malu. Kakek berkomentar, "Kau harusnya lebih peduli pada Ibu dari anakmu!!" Kakek pun lalu berjalan pergi meninggalkan meja Ayah Dong Joo. Ibu Dong Joo mengikuti Kakek.


Kakek dan Ibu Dong Joo kemudian duduk di satu meja di dalam Restaurant. Kakek berkata, "Huh aku benar-benar tidak memiliki kepercayaan diri lagi untuk menemuimu." Ibu Dong Joo dengan tenang berkata, "Ini bukan untuk pertama kalinya. Ayah tidak perlu cemas." Kakek bertanya, "Jadi apakah kau akan tetap berencana untuk tidak pulang ke rumah? Tanpamu di rumah sangat sepi. Tidak peduli anak atau cucu, semuanya melakukan hal yang membuat orang tidak bisa berkata-kata." Ibu Dong Joo berkata lembut, "Ayah mertua, tolong berikan aku waktu." Kakek tersenyum dan berkata, "Bagaimanapun juga, kau harus memikirkan Ayah mertuamu ini dan Dong Joo..."

Ayah Dong Joo datang ke meja Kakek Dong Joo dan duduk. Ayah Dong Joo bertanya dengan sinis, "Kenapa? Apa kau mau makan lagi disini? Kami berencana hanya makan berdua saja." Ayah Dong Joo hanya terdiam. Ibu Dong Joo lalu bertanya, "Bagaimana dengan Dong Joo? Apakah kau berencana membiarkan Dong Joo tinggal di Pulau Jeju?" Kakek menjawab, "Tentu, dia melakukan hal yang baik sekarang. Biarkan dia tinggal di peternakan untuk 2 bulan hingga dia mendapatkan surat persetujuan." 


Ayah Dong Joo ikut bertanya, "Lalu setelah dia mendapatkan surat persetujuan itu, Apakah kau akan berencana menyuruhnya kembali?" Kakek menjawab dengan ketus, "Kau tidak perlu cemas akan hal itu! Lakukan saja urusanmu." Ayah Dong Joo terdiam malu.
*************************************************************



Pagi hari Da Ji berdiri kaku seperti mayat hidup dan Da Eun pun langsung berkata pada Kakaknya itu, 
"Unnie... Berhentilah melamun!!" 
Da Ji terlihat lesu dan dia pun bertanya, "Da Eun... bagaimana kalau aku berhenti bekerja dari peternakan kuda saja?” 
Da Eun menjawab, "Dengan bayaran yang tinggi itu maka kau harus tetap bekerja walaupun kau harus menanggung malu." 






Dong Joo keluar dari kamar dan mendengar pembicaraan itu lalu bertanya, "Ada apa? Apa ada masalah dengan Yun Ho??" 
Da Eun menjawab dengan sinis, "Ini aneh. Apakah seorang mantan suami harus peduli dengan hubungan mantan istrinya?" 
Dong Joo berkata pada Dae Eun, "Kau ini sudah SMA namun kenapa aku tidak pernah melihat kau belajar?" 
Dae Eun balas berkata dengan maksud menyindir Dong Joo, "Tapi setidaknya aku tidak seperti seseorang yang terus di ajari oleh Kakakku sampai usianya 21 tahun.”

Dong Joo terlihat begitu kesal dan berkata pada Da Ji, "Da Ji! Mohon hari ini bekerja dengan baik! Dapatkan surat persetujuan itu!!" 
Dong Joo langsung pergi bergitu saja. Dae Eun yang ikut kesal pun marah pada Da Ji, "Cepat dapatkan surat persetujuan itu dan usir Han Dong Joo keluar dari rumah ini!” 
Da Ji terlihat semakin bingung.

**********************************************

Dong Joo pergi ke sebuah toko bunga dan membeli seikat bunga. Pelayan toko bunga itu bertanya, "Hmm bagaimana dengan yang warna merah?" 
Dong Joo menjawab, "Hmm tidak. Aku ingin yang terang. Ah yang ini saja." Dong Joo pun memilih bunga lili berwarna putih dan tersenyum.

Dong Joo datang ke kantornya Jin Young dan kecewa karena melihat suasana kantor Jin Young yang kosong. Dong Joo pun lalu menelpon Jin Young. Dong Joo melihat ada sebuah album foto dan dia tersenyum kembali saat melihat ada foto-foto dirinya. 

Dong Joo bergumam, "Benar-benar... Kapan dia mengambil foto-foto ini?" Dong Joo terus tersenyum melihat foto-fotonya. Namun kemudian senyumnya hilang karena di dalam album foto itu ternyata ada juga foto Yun Ho. Bahkan ada foto mesra Yun Ho dan Jin Young.

Bunga di tangan Dong Joo langsung terjatuh. Dong Joo terlihat sangat kecewa. Dong Joo lalu ingat kata-kata Jin Young, "Mengapa dia(Jin Young) tidak menyukai laki-laki yang tampan ini? Justru dia menyukai seseorang yang bahkan tidak pernah melihat ke arahnya." 
Dong Joo juga ingat ekspresi Jin Young saat mendengar Yun Ho mengatakan kalau Da Ji adalah wanita yang di sukainya. 
Jin Young menelpon Dong Joo namun Dong Joo tidak mengangkat telpon itu.
***********************************************



Ayah Da Ji sedang ada di peternakan kuda di Seoul. Dia sedang menghadapi kuda yang belum siap untuk bertanding. Ibu Dong Joo datang dan tersenyum melihat perlakuan Ayah Da Ji itu pada kuda. Ibu Dong Joo memberikan makanan kepada Ayah Da Ji dan mereka pun mulai berbincang-bincang. 
Ibu Dong Joo berkata, "Maaf atas kejadian yang lalu. Ayah Dong Joo dan aku bersikap kurang baik." 
Ayah Da Ji berkata, "Aku rasa kalian masih saling memiliki rasa. Makanya kalian seperti itu." 
Ibu Dong Joo berkata, "Aku tidak yakin apakah masih ada rasa atau tidak. Kami sudah hidup berpisah selama 2 tahun." 
Ayah Da Ji berkata lagi, "Bagaimanapun juga kita tidak bisa memilih bagaimana mengenai kehidupan kita. Tapi janganlah hidup seperti ini. Saat seseorang itu tidak ada di depanmu maka perasaan  kehilangan akan datang."

Ibu Dong Joo berkata, "Oppa... Kau sudah hidup sendiri selama 20 tahun. Dan tetap menyimpan perasaan itu." 
Ayah Da Ji tersenyum dan berkomentar, "Itu... Jangan hidup dengan menderita. Kau tidak boleh menderita hanya karena orang kampung sepertiku ini. Aku merasa bersalah sehingga aku bersikap seperti ini." 
Ibu Dong Joo tersenyum dan berkata, "Oppa, kau masih tetap sama."

*********************************************************
Da Ji datang ke Resort dengan cemas. Dia berusaha menutupi wajahnya dan berlari cepat menuju peternakan untuk mengurus kudanya Yun Ho. Namun tanpa Da Ji sadari Yun Ho melihat Da Ji yang berlari itu dan dia tersenyum. Da Ji mengurus kuda milik Yun Ho itu dan berbicara dengan kuda itu, "Unnie ini menyukaimu. Bagaimanapun juga, yang Unnie lakukan... Jangan karena menyukai lalu langsung memperlihatkannya dengan jelas. Ini mungkin akan menjadi situasi yang merumitkan.”

**********************************************************
Dong Joo yang kecewa dengan Jin Young pun menghabiskan waktu seharian diruangan kantornya. Dong Joo melihat HPnya dan ada beberapa panggilan miscall dan sms dari Da Ji, salah satu isi pesan Da Ji adalah "Apakah kau tidak akan pulang ke rumah?" 
Dong Joo pun dengan kesal menelpon Da Ji. 
Da Ji bertanya, "Aku menelponmu 5 kali. Dimana kau?" 
Dong Joo menjawab dengan sangat ketus, "Mengapa kau selalu berlebihan? Aku akan pulang atau tidak itu tidak ada hubungannya denganmu! Kau pikir kau ini siapa?" 
Da Ji jadi bingung, "Kenapa kau berteriak? Ini sudah tengah malam namun kau belum pulang juga." 
Dong Joo kembali membentak, "Apakah itu rumahku?" 
Da Ji pun ikut terpancing dengan kesal, "Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu?"

Da Ji lalu menyindir Dong Joo, "Walaupun jika anjing yang dipelihara tidak pulang ke rumah maka tuannya akan selalu menyiapkan pintu kecil untuk anjing itu." 
Dong Joo tentu marah karena dia merasa di samakan dengan Anjing, "APA!!? Anjing? Apakah masih ada yang ingin kau katakan?!" 
Da Ji berkata, "Maksudku adalah aku harus mengunci pintu. Jika kau tidak akan pulang maka sebaiknya mengirimkan pesan." 
Kata-kata Da Ji itu tidak didengar oleh Dong Joo karena Dong Joo sudah langsung mematikan HPnya. Da Ji menatap HPnya dengan kesal, "Apakah aku salah berbicara? Huh dasar !!!”

 **********************************************************
Pagi hari Dong Joo keluar dari ruangannya dan berjalan keluar. Jin Young sedang berolah raga pun melihat Dong Joo dan menghampirinya, 
"Dong Joo. Ada apa kemarin? Aku pikir kemarin kita sudah sepakat akan makan siang bersama." 
Dong Joo terlihat lesu, "Maaf. Ada sesuatu yang penting kemarin. Aku akan mandi dan mengganti pakain dulu." 
Saat Dong Joo akan pergi, Jin Young menahannya, "Ada apa? Apakah ini karena kata-kata yang aku katakan pada saat itu?" 
Dong Joo menjawab, "Aku tau kata-katamu pada saat itu hanya bercanda. Park Jin Young sering mengatakan lelucon.”
Jin Young berkata dengan cepat, "Ini bukan lelucon. Kau juga berharap bahwa ini bukan lelucon kan?" 
Dong Joo tersenyum dan berkata, "Aku baik-baik saja. Bagaimanapun jangan melakukan hal ini dengan tergesa-gesa. Kau lanjutkan saja olah ragamu." Dong Joo berjalan pergi meninggalkan Jin Young yang masih kebingungan melihat sikap Dong Joo itu.

Da Ji sedang berada di peternakan Yun Ho dan mengurus kuda-kuda. Tiba-tiba Da Ji bersembunyi di balik kuda-kuda itu karena melihat kedatangan Yun Ho dan beberapa orang dari perusahaan asing. Yun Ho yang melihat ada kaki Da Ji di balik kuda pun meminta izin untuk permisi sebentar. Yun Ho mendekati kuda itu dan memukul pelan kuda sehingga kuda itu berjalan dan sosok Da Ji yang sedang bersembunyi pun terlihat. Da Ji tersenyum malu pada Yun Ho.
******************************************************
Dong Joo berada di ruangannya dan Asistennya terus menerus memuji kemampuan Yun Ho yang luar biasa hebat. Dong Joo tentu sangat kesal memarahi Asistennya itu, "Kau terlalu ribut!!" 
Assistennya pun terdiam dan hanya meminta Dong Joo untuk menandatangani berkas. Dong Joo lalu kembali memarahi Asistennya itu, 
"Jika aku mengambil alih perusahaan Dong In ini, kira-kira  siapakah yang akan aku pecat duluan? Kau ini tidak memiliki saham. Kau lebih memilih untuk mendengar kata-katanya? Jadi kau bisa meninggalkan Dong Ren (perusahhaan Dong Joo) dan pindah ke FRIENDS(Perusahaan Yun Ho)."
Asisten Dong Joo hanya terdiam mendengar kata-kata Dong Joo.

Da Ji duduk terdiam di dekat rumahnya Tuan Yang sambil memikirkan masalahnya, "Sebelum ini semuanya baik-baik saja. Namun aku telah menyebabkan masalah ini. Yeah benar. Aku pasti akan dibencinya." 
Dong Joo datang dan membuat Da Ji kesal. 
Da Ji langsung berkata, "Kau ini hanya seorang penyewa kamar, sebaiknya jangan ikut campur masalahky." 
Dong Joo kesal, "Kau memintaku untuk tidak ikut campur, lalu mengapa kau memintaku untuk datang?" 
Da Ji menjawab, "Aku hanya akan melakukan hal ini demi surat perjanjian itu!"


Da Ji pun kemudian berjalan pergi meninggalkan Dong Joo untuk menghampiri Tuan Yang.
Da Ji berkata pada Tuan Yang, "Aku sudah katakan bahwa aku hanya ingin surat perjanjian!" 
Tuan Yang kaget mendengarnya, "Aku... Aku hanya takut jika kau di manfaatkan oleh mantan suamimu ini." 
Da Ji menjawab, "Dong Joo ini tidak akan melakukan hal itu hanya demi surat persetujuan. Dia tidak akan melibatkan pernikahan kami untuk masalah seperti ini." 
Dong Joo kaget mendengarnya karena pada kenyataannya Dong Joo memang memanfaatkan Da Ji untuk meminta surat persetujuan masyarakat. 
Da Ji kembali melanjutkan ucapannya, "Dia menerima berbagai penghargaan karena perilakunya yang baik saat di sekolah. Jadi tidak mungkin dia melakukan hal seperti itu pada mantan istrinya! Jadi kumohon maafkan dia!!" Dong Joo salah tingkah dan berkata pada Da Ji, "Jangan ucapkan apapun. Kita pergi saja."

Tuan Yang berkata, "Kau menjadi seperti ini karena kau tidak tau situasinya dan nantinya aku lah yang harus membayar semua kerugian." 
Da Ji berkata marah, "Paman tidak pernah memberikan satu sen pun untuk perawatan kudamu. Obat pun kau hanya bisa berhutang. Walaupun aku memiliki kemampuan untuk menanganinya. Aku setiap malam datang untuk merawat kuda-kudamu. Walaupun orang banyak mengatakan bahwa kau memanfaatku, namun aku tidak pernah memikirkan hal itu. Kenapa? Karena aku berfikir kau begitu tulus. Tapi sekarang tidak lagi. Untuk biaya pelatihan kuda dan biaya obat, sebaiknya kau membayarku. Di lain hari, aku akan meyakinkan diri untuk tidak akan pernah memberikan obat gratis untukmu. Dong Joo ayo kita pergi saja... Dan tisu ini tidak akan aku berikan kepadamu!!" Tuan Yang tiba-tiba menghentikan langkah Da Ji, "Aku hanya perlu menandatanganinya kan?" 
Da Ji tersenyum penuh kemenangan.


Da Ji melihat ada gandum yang sedang di jemur di dekat rumahnya Tuan Yang dan dia pun bertanya pada Tuan Yang, "Paman, bukankah ini gandum untuk fermentasi bir?" 
Tuan Yang menjawab, "Ya mereka mengatakan seperti itu dan bilang bahwa nanti itu akan berguna namun kenyataannya itu tidak berguna juga hingga sekarang."
******************************************


Da Ji mendapatkan ide dan membawa gandum-gandum itu ke Ahjusshi dan Ahjumma. Ahjusshi merasakan rasa gandum itu dan mengangguk. 
Da Ji dan Dong Joo pun sangat senang, "Benarkah itu cocok?" 
Ahjusshi menjawab, "Aku sudah memeriksa kadar gula dan proteinnya, ini cocok." 
Tuan Yang pun sangat senang mendengarnya, "Gandumku itu cocokkan? Apa kau tau betapa susahnya aku menghasilkannya?" 
Dong Joo lalu berkata, "Aku akan membayarnya. Namun aku akan membayarnya bulan depan. (Kartu kredit Dong Joo dibekukan Kakek jadi tidak bisa mengambil uang.)
Tuan Yang berkata, "Huh mana mungkin aku mempercayai kau?? Hanya orang miskin yang bisa berhutang, mengapa Orang kaya sepertimu juga bisa berhutang? Kalau begitu Da Ji saja yang membayarnya." 
Da Ji dengan cepat menjawab, "Tidak!" 
Dong Joo kaget mendengarnya.

Akhirnya Ahjusshi lah yang membayar uang untuk gandum itu. 
Dong Joo menunduk malu, "Aku akan mengganti uang itu. Maafkan aku." Ahjusshi berkata, "Lupakan masalah uang itu. Dan terima kasih untuk kerjamu." 
Da Ji tersenyum dan berkata, "Ah ya kalau Dong Joo ingin membayarnya, ia hanya cukup bekerja membantu-bantu di restaurant ini hingga tangan Ahjusshi sembuh kembali." 
Dong Joo kaget mendengarnya.

************************************************



Dong Joo pun terpaksa bekerja di Restoran  milik Ahjumma. Da Ji dengan semangat membersihkan Restaurant namun Dong Joo justru hanya diam saja dan terus menatap kesal pada Da Ji. 
Da Ji tersenyum dan berkata, "Ada dua hal yang tidak bisa aku lakukan dihidupku. Menjadi mayat hidup dan menjadi orang yang berhutang. Aku sampai mati pun tidak akan melakukannya. Tapi aku mau memberikan pinjaman uang padamu..." 
Dong Joo marah, "Siapa yang meminta uang padamu? Aku tidak akan pernah melakukannya!!" 
Da Ji tersenyum, "Aku tau bahwa kau tidak senang akan hal ini, tapi kau tidak seharusnya melakukan hal seperti itu. Ini bukan hal uang. Aku mengatakan hal seperti ini karena aku memiliki pengalaman."


Da Ji membersihkan meja dan melihat ada bir yang tersisa. Da Ji pun meminum bir yang tersisa itu. Dong Joo kaget melihatnya dan langsung membentak Da Ji, "Apakah kau selalu makan dan minum seperti ini? Apa kau ini pengemis?" 
Da Ji berkata, "Apa masalahnya? Anggap saja karena aku tidak dapat meminjamkan uang padamu...Aku akan mentraktirmu minum. Bagaimana?"

Da Ji membawa Dong Joo ke tempat penyimpanan bir Jeju di Restaurant itu. Da Ji memberikan segelas bir hitam buatan Jeju pada Dong Joo. Da Ji bertanya, "Apakah kau tidak pergi kencan lagi?" 
Dong Joo balas bertanya dengan ketus, "Bagaimana denganmu? 
Da Ji menjawab, "Semua sudah berakhir. Walaupun sebenarnya ini tidak pernah dimulai. Tapi aku senang. Ini seperti mimpi yang hangat dimusim semi." 
Dong Joo berkata lagi, "Benar. Lagi pula apa yang bagus dari laki-laki yang selalu bisa membuat wanita menangis itu?" 
Da Ji berkata, "Dia bukan orang seperti itu!!"

Dong Joo jadi mengomel kesal, "Huh apa sih yang bagus dari dia? Kau sebaiknya tidak berhubungan dengan orang seperti itu lagi! Mengerti?"
Da Ji jadi kesal karena terus di omeli, "Mengapa kau terus berteriak padaku? Apa kau pikir bahwa aku ini mudah di bentak?! Pada saat di kapal itu juga kau membuatku sangat marah!! Jangan samakan diriku dengan pacarmu yang seperti putri itu! Karena kamera pacarmu itu maka kau tidak menolongku saat aku jatuh!" 

Dong Joo berkata, "Dia bukan pacarku. Dia bukan kekasihku. Ini hanya cinta bertepuk sebelah tangan saja. Maaf atas kata-kata yang aku katakan padamu waktu itu. Ah apakah kau mempunyai makanan?" 
Da Ji menjawab, "Makanan? Ada. Tunggu aku akan mengambilkannya."



*****************************************

Jin Young masih sibuk di ruangannya dan dia bingung karena sudah seharian ini Dong Joo tidak menelponnya. Jin Young pun memutuskan untuk menelpon Dong Joo, "Dong Joo, apakah kau sudah tidur?" 
Dong Joo menjawab, "Tidak. Ada apa?" Jin Young menjawab, "Kau belum menghubungiku seharian ini. Walaupun aku tidak tau yang terjadi namun hal ini sangat aneh. Apakah aku salah? Jika ini karena kejadian saat itu... " 
Dong Joo memotong ucapan Jin Young dengan cepat, "Aku menyukaimu bukan sebagai teman. Tapi menyukaimu karena kau wanita. Aku menyukaimu." 
Jin Young menjawab, "Aku tau. Aku sangat merasa bersalah dan berterima kasih." 
Dong Joo berkata kembali, " Aku tidak mau mendengar kata-kata terima kasih dan maaf lagi"

Jin Young bertanya, "Kau mabuk. Apakah kau ingin aku menjemputmu?" 
Dong Joo menjawab, "Tidak perlu datang. Cukup dengarkan baik-baik. Selama 3 tahun ini aku tidak pernah memandangmu sebagai teman. Dan hal itu tidak pernah berubah. Jadi seperti yang kau katakan. Ayo kita mulai berpacaran. Kita jangan berteman lagi. Ayo mulai berpacaran." 
Ternyata kata-kata Dong Joo itu di dengar oleh Da Ji.


Da Ji pergi keluar dari Restaurant dengan raut wajah sedikit kecewa. Ia memakan cemilan yang tadi dia bawa, "Mengapa rasanya aneh? Ia telah menyukainya sejak 3 tahun... Ternyata ia benar-benar orang yang gigih."

**********************************************

Pagi-pagi Da Ji dan Da Eun masih tertidur. Ada suara sms dan Dae Eun berkata pada Da Ji, "SMS..." 
Da Ji bangun dengan kesal dan mengambil Hpnya untuk melihat sms itu. Da Ji melihat sms itu dan langsung kaget saat melihatnya.

Dong Joo juga terbangun pagi karena mendapatkan sms dari Jin Young. Isi smsnya "Apakah kita bisa sarapan bersama?" 
Dong Joo tersenyum melihat sms itu dan langsung bangun dari tidurnya.



Dong Joo melihat pakaiannya telah dicuci dan terlipat rapi di kamarnya dan Dong Joo kesal karena ternyata pakaian dalamnya di cuci oleh Da Ji lagi.

Da Ji berlari keluar dari rumahnya dan melihat Yun Ho yang sudah ada di depan rumahnya. Yun Ho meminta maaf karena dia datang terlalu pagi namun Da Ji bilang bahwa hal itu tidak apa-apa. 
Da Ji bertanya, "Hal penting yang kau maksud tadi apa?" 
Yun Ho tersenyum dan menjawab, "Mimpiku saat kecil adalah menjadi kartunis. Namun karena aku tidak bisa menggambar maka aku tidak percaya diri. Itu lah sebabnya aku menyerah. Aku senang membaca. Senang menonton film saat sedang hujan dan aku mengoleksi semua film Vivian. Aku lebih suka beer dari pada red wine. Aku menyukai pasta dengan saus sambal. Ah mengapa aku tidak memasakannya untukmu malam ini?"
Yun Ho terus saja mengatakan tentang apa yang di sukainya pada Da Ji.

Yun Ho tiba-tiba mendekati Da Ji dan mencium kening Da Ji lalu mengacak-acak rambut Da Ji. Da Ji terlihat malu, "Aku belum mencuci rambutku..." 
Yun Ho tersenyum, "Aku mungkin tidak bisa sebahagia dirimu. Mungkin kau akan kecewa. Aku akan sering cerewet dan memberikanmu ceramah karena aku lebih tua darimu." 
Da Ji tersenyum malu, "Tidak apa-apa kok." 
Yun Ho balas tersenyum dan berkata, "Sepertinya aku sangat menyukaimu."
Da Ji tersenyum senang. Yun Ho menarik tangan Da Ji dan menggenggamnya.


Tapi kebahagiaan mereka berdua itu terganggu karena Dong Joo tiba-tiba keluar dari rumah dan berteriak pada Da Ji, "Hei...!! Lee Da Ji!! Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak mencuci pakaian dalamku! Lalu mengapa kau mencucinya lagi?" 
Dong Joo kaget saat melihat bahwa Da Ji sedang bersama Yun Ho. Begitu pula Yun Ho dan Da Ji.
(hahahahahaaha.... makin seru aja).


Bersambung.



1 komentar: