BEST COUPLE

Selasa, 14 Juni 2011

ALL ABOUT LOVE: Sinopsis Paradise Ranch Episode 6

“Ajusshi................”, Da Ji yang masih digendongan Dong Joo begitu terkejut melihat kedatangan Yun Ho. Begitu juga Dong joo, dia terlihat salah tingkah. Da Ji pun segera turun dan terlihat masih kesakitan. Yun Ho segera menghampiri Da Ji dan memegang tangan Da Ji. Dong Jo masih memegang tangan Da ji segera melepaskannya. Da Ji serba salah dan mencoba menjelaskan, “Ajusshi... apa sudah lama menunggu? Paulist menghilang, jadi kami pergi mencarinya”. Yun Ho bertanya,” Apakah kau terluka?” Da Ji menjawab,”Tidak, hanya sedikit terkilir”. Dong Joo berkata pada Yun Ho,”Tolong bawa dia ke rumah sakit. Kakinya terkilir saat mencari kuda itu sehingga tidak dapat berjalan”. Yun Ho menjawab dengan tatapan dingin pada Dong Joo,” Tentu saja, aku akan membawanya ke rumah sakit”. Da Ji segera berkata,” Tidak perlu, ini akan sembuh jika diolesi dengan obat”. ”Ayo pergilah”, Yun Ho segera memapah Da Ji dan membawanya ke rumah sakit. (Dong Joo terlihat sedikit gak rela tu hehehehe).

Yun Ho menunggu Da Ji di ruang tunggu. Ia terlihat masih sedikit schock setelah mendengar hubungan Da Ji dan Dong Joo. Ia seakan-akan tidak percaya. Da Ji yang sudah selesai diperiksa sedikit agak heran melihat Yun Ho yang terlihat melamun di ruang tunggu. Da Ji pun segera menghampiri Yun Ho berkata, “Dokter bilang, kakiku tidak apa-apa. Tulangku sangat baik”. Yun Ho mencoba tetap tenang, “Walaupun tidak apa-apa, besok tidak perlu bekerja”. Yun Ho segera membalikkan badan dan pergi. Namun Da Ji segera menghentikannya, “Itu.....,, hari ini paulist menghilang. Semua orang mencarinya. Dong Joo juga ikut membantu mencarinya”. Yun Ho berkomentar dengan nada agak sedikit dingin, “Kuda mempunyai insting untuk kembali ke tempatnya. Jadi jika tidak mengalami kecelakaan, dia bisa pulang ke rumah dengan sendirinya”. Da Ji kehabisan kata-kata, dia bingung melihat sikap Yun Ho yang agak dingin padanya. 





Yun Ho mengantar Da Ji ke rumah. Da ji masih bingung melihat sikap Yun Ho yang hanya diam saja. Setelah sampai di depan rumah Da Ji dan keluar dari mobil, Yun Ho berkata, "Kau beristirahatlah." Setelah mengatakan itu, Yun Ho segera masuk ke mobilnya namun  Da Ji berkata dengan cepat pada Yun Ho, "Ahjusshi, Jika kau tidak sibuk mau kau pergi ke Bar bersamaku? Birnya sangat enak?" Yun Ho menjawab dengan dingin, "Hari ini lebih baik kau istirahat saja." Da Ji kebingungan melihat sikap Yun Ho itu, "Apakah kau marah?" Yun Ho balik bertanya, "Mengapa kau merasa seperti itu?" Da Ji menjawab, "Itu karena... Kau terlihat sedang marah." Yun Ho terdiam sesaat dan bertanya, "Kau dan Han Dong Joo benarkan hanya saling membantu demi peternakan ini?" Da Ji kaget mendengar pertanyaan itu dan kebingungan untuk menjelaskannya, "Itu...." Yun Ho lalu berkata, "Masuklah......" Setelah menyuruh Da Ji masuk Yun Ho masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalakan Da ji begitu saja. Da Ji bingung...

Sementara itu Dong Joo yang berada di dalam rumah terus melihat jam tangannya sambil menggerutu, "Mengapa mendapatkan perawatan dari rumah sakit itu begitu lama? Mugkinkah lukanya sangat parah?" Da Ji masuk ke dalam rumah dan sedikit terkejut melihat Dong Joo berada di ruang tengah, "Kenapa kau masih belum tidur?" Dong Joo beralasan, "Aku keluar untuk minum. Apa yang dokter katakan?" Da Ji mejawab, "Aku hanya memerlukan memakai perban ini selama 2 hari dan setelah itu akan baik-baik saja. “Syukurlah kalau begitu, “timpal Doo Joo. Da Ji berkata lagi,” Hari ini sudah merepotkanmu mencari paulist, terima kasih”. Dong joo cepat-cepat menjawab, “ Akulah yang menyebabkan paulist menghilang. Jadi tidak perlu berterimakasih. Apakah Seo Yun Ho mengatakan sesuatu padamu?”.



Da Ji lalu berkata, "Tidak, dia tidak mengatakan apapun. Tapi, jika Tuan Yang tahu masalah hari ini, mungkin dia bisa membunuhku. Aku harus bagaimana?” Dong Joo dengan cepat menyahut,”Sudah kukatakan aku akan memberikan ganti rugi. Kau tak perlu cemas”. Lalu Da Ji menjawab dengan nada sedikit membentak, “Masalahnya bukan ganti rugi. Kita harus menemukan kuda itu! Harus berapa kali aku mengatakan ini padamu agar kau mengerti.... Kau benar-benar bodoh”. Da Ji pergi ke kamarnya dan meninggalkan Dong Joo yang terlihat kesal setelah mendengarkan ucapannya itu.

Di dalam kamar Da Ji  terus memegang HPnya. Da Ji berusaha menelpon Yun Ho namun HP Yun Ho tidak aktif. 
Pagi itu Seperti biasa Yun Ho jogging. Dia terlihat masih terpukul. Sementara itu, Da Ji menunggu Yun Ho di depan kamar hotelnya.  Sesampainya di hotel, Yun Ho terlihat kurang senang melihat Da Ji. Namun Da Ji berusaha tersenyum dan berkata, " Ahjusshi... Aku tidak dapat menghubungimu sehingga aku datang ke sini. Aku ingin mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku ungkit. Itu... Han Dong Joo dan aku bukan hanya sekedar teman sekolah biasa. Kami pernah saling menyukai. Kami menikah dan kemudian bercerai. Aku tidak tau bagaimana harus mengatakan semua ini padamu" Yun Ho berkata dengan cepat, "Aku juga sudah bercerai." Da Ji kaget mendengarnya. Yun Ho melanjutkan ucapannya, "Sepertinya kita tidak benar-benar saling memahami. Apakah kau telah menikah itu sebuah masalah besar? Sepertinya tidak... Kau tidak pernah mengatakan hala itu kepadaku, aku bisa mengerti. Hubungan kita ini terlalu cepat. Tapi jika mantan suamimu itu adalah Han Dong Joo, maka situasinya berbeda. Dia adalah partner bisnisku. Aku tidak memiliki kepercayaan diri."

Da Ji sangat kaget mendengar kata-kata Yun Ho, "Tapi Dong Joo melakukan ini hanya demi peternakan, sehingga aku tidak mengatakan apa-apa padamu. Maksudku..." Yun Ho dengan cepat memotong ucapan Da Ji, "Da Ji... Pilihlah hidupmu dan temukan yang paling penting....Dan bagiku yang terpenting dari dulu hingga sekarang adalah pekerjaan." Mata Da Ji berkaca-kaca mendengar ucapan Yun Ho itu, "Apakah itu artinya kau mengatakan bahwa kita berpisah?" Yun Ho terdiam tidak menjawab pertanyaan Da Ji.

Tiba-tiba hp Yun Ho berbunyi dan Yun Ho pun segera mengangkat telpon itu dan berjalan pergi meninggalkan Da Ji. Da Ji sangat terpukul sehingga airmatanya pun keluar.
Da Ji pergi tempat dimana terdapat sebuah pohon besar dan dia dulu pernah mengajak Yun Ho ke tempat itu. Ia sangat sedih mendengar ucapan Yun Ho. Da Ji berusaha menghubungi Yun Ho namun lagi-lagi HP Yun Ho tidak bisa dihubungi. Tiba-tiba HP Da Ji berdering dan ternyata itu adalah telpon dari Ayahnya. Da Ji pun mengangkat telpon itu dan berusaha untuk terdengar ceria di telpon. Dia tidak ingin ayahnya tahu akan kesedihan yang sedang dialaminya. Saat ayahnya mengungkit Yun Ho dan mengatakan kalau Yun Ho itu orang baik dan ayahnya menyukai tipe laki-laki seperti Yun Ho, Da Ji semakin tidak bisa membendung kesedihannya. Namun Da Ji tetap menahan tangisannya. Begitu Da Ji menutup telponnya, akhirnya airmatanya tidak terbendung lagi. 
Sementara itu di tempat lain Ayah Da Ji membuka Internet dan melihat profile Yun Ho. Salah seorang karyawan Ayah Da Ji berkomentar, "Wah.. Apakah kau akan pergi belibur ke Resort itu? Resort itu terlihat sangat mahal" Ayah Da Ji berkata pada karyawan itu, "Bukankah dia terlihat cukup baik? Sukses di usia yang muda itu tidak mudah. Itulah sebabnya aku selalu katakan padamu agar terus bekerja keras! Cepatlah bekerja!"
Di perusahaan, Dong Joo sedang mengadakan rapat, Yun Ho pun ikut serta dalam rapat tersebut. Yun Ho terus menatap ke arah Dong Joo, sementara Dong Joo hanya diam saja. Lalu Yun Ho bertanya, "Bagaimana dengan acara pembukaannya? Bukankah dalam perjanjian, besok adalah acara pembukaannya?" Asisten Dong Joo menjawab, "Itu karena masih ada masalah dengan kualitas kertas undangannya. Aku sudah memberitahu hal ini pada Direktur Han(Ayah Dong Joo)" Yun Ho menatap Dong Joo dan berkata, " Sistem keputusan di sini bagaimana, Sejauh yang aku ketahui, keputusan akhir harusnya ada di tangan manager Han Dong Joo. Sepertinya aku harus mengangkat isu mengenai menejemen kerja yang tidak memuaskan bulan ini. Dalam perusahaan kami, keputusan perencanaan bisa dilakukanya hanya dalam waktu sehari saja. Sementara dalam perusahaan Dong In (perusahaan Dong Jo) perlu memakan 3 hari hingga satu minggu. Assisten Dong Joo bingung menjelaskannya.
Dong Joo kesal dengan sikap Yun Ho itu dan dia pun pun berkata, "Aku sudah menyiapkannya! Namun konsep acara pembukaan ini sama dengan konsep acara sebelumnya. Aku khawatir karyawan kami sebelumnya membuat konsep yang tidak bagus sehingga aku menyuruh mereka membuatnya dari awal lagi" . Yun Ho meremehkan ucapan Dong Joo, "Jika acara itu sama seperti yang dulu, bukankah itu seharusnya sama dengan acara pembukaan perusahaan kami. bukanlah hal itu yang fantastis." Dong Joo semakin panas mendengar ucapan Yun Ho, "Proposalnya sudah selesai dan karena akan banyak orang yang datang, acara ini akan berbeda." Yun Ho kembali tersenyum meremehkan, "Baiklah aku akan menantikannya. Aku harap undangan acara itu di bagikan dalam waktu 3 hari ini." Dong Joo dengan percaya diri menjawab, "Tentu. Kami akan mulai merevisi acara ini mulai hari ini." Asisten Dong Joo kaget mendengarnya dan kebingungan karena sebenarnya mereka belum menyiapkan apapun untuk acara pembukaan itu.
Dong Joo berjalan ke ruangannya dan marah-marah pada Asistennya itu, "Aku tidak peduli...Kita bisa menyelesaikanya hari ini! Bawakan data-data itu kepadaku. Jika semuanya bekerjasama, apakah tidak mungkin kita menyelesaikannya hari ini. Assisten Dong Joo berkomentar,” Tapi konsep pesta pembukaan perusahaan friends (perusahaan Yun Ho) adalah konsep yang di akui oleh seluruh dunia....” Dong Joo langsung memotong ucapan assistennya itu,”Jadi apakah hanya karena ini konsep yang diakui oleh seluruh dunia kau tidak melaporkannya padaku dan langsung melaporkannya pada ayahku?”
Asisten Dong Joo menjawab dengan takut-takut, "Aku melakukan ini karena biasanya jika kau menerima dokumen dariku maka kau hanya melihatnya dengan sekilas. Bahkan kau demi mencari kuda bernama Paulist itu kemarin kau sampai tidak bekerja." Dong Joo memjawab, "Aku melakukan hal itu karena membantu masyarakat! Pokoknya kita harus menyelesaikan pesta acara pembukaan pada hari ini!! Kita harus melakukan yang lebih baik! Sekretaris Lee bukankah cukup pintar, tapi ternyata tidak. Kalau begini siapapun juga bisa menjadi seorang Sekretaris." Asisten Dong Joo terlihat kesal mendengarnya. Dong Joo melihat beberapa dokumen dan bertanya, ”Jadi, apakah kau sudah menemukan Paulist?" Asisten Dong Joo menjawab, "Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk mencarinya." Penjelasaan dari Asisten Dong Joo itu terputus karena Dong Joo lebih memilih mengangkat telpon dari Jin Young. Asisten Dong Joo pun terlihat ragu jika mereka bisa menyelesaikan konsep untuk pesta itu pada hari ini melihat sikap Dong Joo itu.

Yun Ho dan asistennya pergi berkeliling resort dan langkah Yun Ho terhenti saat mendengar ada seorang karyawan yang berkomentar, "Oh lihatlah mereka berdua. Mereka berdua seperi permen karet saja, terus menempel. Mereka benar-benar sedang berbunga-bunga sepertinya." Yun Ho melihat arah pandang karyawan itu dan ternyata yang sedang di bicarakan oleh karyawan itu adalah Dong Joo dan Jin Young.
Sementara itu Da Ji yang sedang sedih karena permasalahannya dengan Yun Ho melampiaskannya dengan makan yang banyak. Da Eun sangat heran melihat sikap kakaknya itu, Da Ji mengatakannya bahwa ia harus banyak makan agar dia mendapat tenaga untuk bekerja. Sesaat kemudian Dong Joo pulang ke rumah dan dia terlihat agak malu-malu. Da Eun pun langsung berfikir pasti ada suatu masalah di antara Dong Joo dan Da Ji, Da Eun bertanya pada Da Ji, "Apa yang salah denganmu? Kau bersih-bersih di Restaurant lalu malamnya kau mencuci selimut, Apakah kau di tipu oleh orang itu lagi(Dong Joo)?" Da Ji dengan cepat memarahi Da Eun, "Kau menganggap aku ini seperti orang bodoh?" Da Ji kemudian menatap Dong Joo dan mengajaknya makan bersama, namun Dong Joo menolak karena harus kembali ke kantor.
Dong Joo lalu bertanya pada Da Ji, "Apakah kakimu sudah sembuh?" Da Eun langsung berkomentar kesal pada Dong Joo, "Kau...., apakah kau menyukai kakak-ku ini? Apa pedulimu jika kakinya sakit atau tidak?” Dong Joo langsung mengelak,”Bukan karena itu... itu.. karena kakakmu terluka..” Da Eun berkata kembali,”Kakakku baik-baik saja.  Apa yang terjadi pada Kakak-ku jangan pernah ikut campur. Bagaimana jika Ahjusshi(Yun Ho) salah paham". Dong Joo terdiam mendengarnya. Da Ji lalu memarahi Da Eun, "Da Eun, mengapa kau selalu mencari masalah dengan Dong Joo? Apakah Dong Joo itu adalah temanmu hah?" Dong Joo terlihat senang karena Da Ji membelanya. Lalu Dong Joo pun berkata,” Benar Lee Da Ji kau harus mendidik adikmu baik-baik." Tapi tiba-tiba saja Da Ji pun memarahi Dong Joo dengan berteriak, "Kau juga! Apakah kau senang jika menang dari orang yang lebih muda darimu hah?? Mengapa kalian setiap kalian bertemu selalu bertengkar?? Aku sungguh tidak tahan melihat kalian!" Da Ji dengan kesal langsung beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar.





Kemudian Da Ji bekerja membersihkan Bar seperti orang gila dan Ahjumma pun berkomentar, "Beberapa hari ini Da Ji hidup dengan tenang. Namun sepertinya masalah kembali datang". Ahjusshi menjawab, "Mungkin karena dia kehilangan kuda Tuan Yang makanya sangat khawatir”. Ahjumma berkata, "Apa yang harus di khawatirkan? Bukankah mantan suaminya yang kaya itu bilang bahwa dia akan bertanggung jawab? Perasaan yang dibangun oleh tubuh dan hati adalah perasaan suami-istri". Ahjusshi lalu memarahi Ahjumma agar dia jangan mengatakan itu lagi.

Di tempat lain Yun Ho yang berada di kamar hotelnya sedang meminum bir. Dia sepertinya terlihat patah hati juga.


Sementara itu, sepanjang malam Asisten Dong Joo dan beberapa karyawan masih berada di ruangan Dong Joo untuk menyelesaikan konsep pesta pembukaan. Sementara itu Dong Joo terlihat sedang berpikir di kursinya. Kemudian Asisten Dong Joo menghampiri Dong Joo, "Ini... Sampai sekarang...... itu.... Anda sudah berpikir sejak lama namun belum mendapatkan ide untuk konsep pembukaan. Lebih baik menerima usulan Tuan Seo saja". Dong Joo berkata, "Pesta ini sebaiknya tidak di lakukan di Resort ini." Asisten Dong Joo berkata, "Tapi ini adalah pesta pembukaan Resort. Jika tidak di adakan di Resort maka dimana lagi?" Dong Joo terlihat masih berpikir dan kemudian berkata,”Pesta di atas kapal... YA benar... Pesta pembukaan di atas kapal..bukankah itu ide yang bagus. Assistennya tampak diam saja. Dong Joo kembali berkata dengan semangat,”Iya pestanya hanya diganti di atas kapal”. Asisten Dong Joo pun memikirkan hal itu, "Pesta di atas kapal untuk kalangan VIP dan orang penting. Pesta ini akan terlihat mewah dan simple. Lumayan."

Dong Joo tersenyum senang, ”Benar.. ide yang bagus. Kalau begitu proposalnya harus segera dibuat. Tapi... ini sudah jam 12 malam. Kalau begitu kita harus lembur sampai pagi”. Assisten Dong Joo terlihat tidak senang dengan ide untuk lembur itu.
Akhirnya Asisten Dong Joo dan para karyawannya pun kerja lembur untuk menyelesaikan konsep dan proposal pesta itu. Assisten Dong Joo benar-benar kesal melihat Dong Joo tertidur sementara dia yang bekerja keras menyiapkan proposal itu. Kemudian Assistennya itu mengampiri Dong Joo dan membangunkannya. Akhirnya Dong Joo pun harus menyelesaikan proposal itu sendiri karena assistennya dan semua karyawan-karyawannya sudah tertidur pulas.
Ayah Dong Joo menerima telpon dari karyawan di perusahaan dan membicarakan Pesta pembukaan yang akan diadakan di kapal. Ayah Dong Joo berkata dengan kesal, "Ini sudah tidak ada waktu lagi... Bagimana menyiapkannya pesta di kapal itu. Sudahlah...rencana manajer Han jangan dilaksanakan, mengerti...!" Kakek yang mendengar Ayah Dong Joo rebut-ribut ditelpon pun bertanya pada ayah Dong Joo, “Ada apa?” Ayah Dong Joo menjawab, "Han Dong Joo....Dia mengganti rencana pembukaan resort yang sudah siap menjadi di atas sebuah kapal. Apa dia mengerti?? Sudahlah jangan dipedulikan”. Kakek Dong Joo pun berkata membela Dong Joo, "Kau jangan berkata begitu! Kau pun di awal tidak pernah menjalankan sesuatu dengan baik”. ”Ayah..”. ”Harus mencobanya dulu untuk mendapatkan pengalaman. Jadi jangan terus mengganggu dia. Kali ini biarkan Dong Joo melakukan apa yang dia rencanakannya untuk pesta pembukaan di kapal”.
Asisten Yun Ho mengatakan pada Yun Ho tentang konsep pesta yang akan diadakan oleh perusahaan Dong Joo di atas kapal. Yun Ho pun melihat proposal itu dan tiba-tiba dia mengingat kejadian di atas kapal saat Da Ji menciumnya.
Da Ji pergi ke peternakan dan bertemu dengan kuda yang selama ini dia rawat, "Pony, hari ini aku menerima gaji pertamaku. Apa yang harus aku belikan untukmu?Apa yang kau inginkan?" Kuda itu hanya terdiam dan memakan rumput(iya dong diam... gak mungkinlah bisa ngomong hahahaha). Da Ji kembali berkata, "Kenapa? Mengapa kau tidak mau berbicara denganku? Ahjussi juga tidak mau berbicara denganku. Dia tidak mau mengangkat telponku?" Tiba-tiba HP Da Ji berbunyi dan seseorang wanita berkata di telpon itu, "Da Ji kau harus datang ke sini dan menolongku..."
Di ruangan Dong Joo Asistennya mengatakan padanya bahwa Yun Ho sudah setuju akan konsep yang telah mereka rancang dan bilang bahwa ide pesta di atas kapal itu adalah ide yang sangat bagus. Dong Joo mengatakannya walaupun Yun Ho tidak setuju mereka tetap akan melaksanakan pesta itu. Dong Joo mengatakan dengan semangat bahwa mereka harus membuat pesta itu lebih hebat dari pesta standar dunia. Assistennya hanya tersenyum. Dong Joo kemudian bertanya, ”Ah apakah Paulist belum ditemukan juga?”Asisten Dong Joo menjawab, "Hampir semua kuda terlihat mirip. Dan Lagi biaya mencari kuda itu tidak murah." Dong Joo berkata, "Biayanya potong saja dari gajiku." Asisten Dong Joo kembali berkata, "Tapi gajimu sudah di pakai untuk biaya gandum, untuk perawatan kuda dan beberapa hari yang lalu kau membeli kue. Gajimu untuk beberapa bulan nanti pun tidak cukup untuk hal ini." Dong Joo kebingungan dan berkata, "Jika tidak cukup,  potong saja dari uang pensiunku!"

HP Asisten Dong Joo berdering dan dia segera mengangkatnya, "Hallo.. Apa? Melakukan unjuk rasa?"
Dong Joo bingung mendengarnya.





Da Ji berlari menuju dermaga dan melihat banyak orang yang sedang berunjuk rasa. “Bubarkan Resort............Da Ji menghampiri salah seorang Ahjumma yang sedang berunjuk rasa dan Ahjumma itu langsung memberikan papan demonstrasi pada Da Ji agar Da Ji ikut serta berdemo. Da Ji bertanya, "Apa kau sudah mengatakan pada pihak perusahaan itu bahwa hal ini di lakukan karena pada hari sabtu itu kita akan melakukan perayaan menyembah Raja Naga?" Ahjumma nelayan itu menjawab, "Aku sudah mengatakannya namun mereka tetap mau melakukan pesta pembukaan di kapal laut itu. Orang-orang itu tidak mau mengerti". Da Ji kebingungan, "Itu...aku mengenal manajer perusahaan itu? Jika aku membicarakan situasi ini dengannya...."

Ucapan Da Ji terpotong karena Dong Joo, Asistennya dan beberapa karyawan datang ke dermaga untuk melihat aksi demonstrasi itu. Dong Joo kaget melihat Da Ji yang ikut berdemo dan dia pun bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?" Lalu asisten Dong Joo berkata pada Ahjumma, "Mengapa kalian melakukan hal ini lagi? Bukankah sudah kukatakan bahwa ini hanya akan mempersulit kami!" Ahjumma itu membela diri, "Kesulitan..? Yang kesulitan itu adalah kami. Karena Resort kalian hidup kami pun jadi susah!!" Ahjumma lalu mendorong Da Ji untuk maju dan berbicara dengan Dong Joo. Da Ji dengan takut-takut berkata, "Hari sabtu itu adalah hari perayaan dewa Dragon King." Dong Joo bertanya dengan dingin, "Perayaan menyembah dewa laut Raja Naga, apa hubungannya dengan pesta kami?” Da Ji menjawab, "Festival Raja Naga adalah hari yang dirayakan satu tahun sekali dimana kita tidak melakukan pelayaran di laut dan tidak boleh memancing."
Dong Joo bertanya pada Asistennya, "Assisten Lee, Jika kapal di atas laut apakah melanggar hukum?”  Asistennya menjawab, "Tidak ada masalah sama sekali". Dong Joo pun berkata pada Da Ji, ”Kau dengar, tidak ada masalah sama sekali”. Da Ji mulai terbawa emosi, "Kau ini....Hari itu adalah hari dewa!" Dong Joo hanya membela, "Itu juga hari yang penting bagi kami”. Da Ji mencoba menjelaskan dengan tenang, ”Waktu sembahyang harus laut tenang. Apakah kamu tidak bisa mengerti?” Dong Joo langsung berkata, ”Selalu saja mencampuri urusan orang lain”. Da Ji semakin emosi dan berteriak-teriak kepada Dong Joo. Para pengunjuk rasa pun berteriak mendukung Da Ji. ”Sudahlah... Sebaiknya kita hentikan perdebatan ini”, ucap Dong Joo. Da Ji semakin marah mendengarnya, "Apakah hukum lebih berkuasa dari manusia. Jika kau bersikap seenaknya begitu, bagaimana bisa kau mendapatkan surat persetujuan masyarakat? " Dong Joo dengan santainya berkata, "Sebaiknya kalian pergi sebelum polisi datang. Tindakan yang kalian lakukan ini melanggar hukum". Da Ji menjawab, "Tidak bisa,, aku akan bertahan di sini juga!!" Akhirnya Da Ji justru ikut dengan para Ahjumma nelayan untuk berdemo.
Da Ji terus ikut berdemo dengan semangat sekali, namun tiba-tiba ia menjadi lemas setelah melihat Yun Ho dari kejauhan sedang melihatnya berdemo. Yun Ho langsung beranjak pergi setelah melihat Da Ji. Da Ji pun segera berlari mengejar Yun Ho. Sementara Dong Joo yang melihat Da Ji pergi begitu saja bergumam kesal.
Da Ji mengejar Yun Ho dan bertanya padanya, "Ahjusshi tunggu! Jika kita berakhir dengan cara ini... aku benar-benar akan menyesal selamanya. Setelah Dong Joo tau hubunganku denganmu, dia bilang bahwa dia akan pergi dari rumah, tapi akulah yang memintanya agar dia tidak cepat pergi karena Dong Joo telah bekerja keras membantu peternakan kami sehingga aku ingin membantunya juga. Aku sungguh sangat berterima kasih atas bantuan Dong Joo." Yun Ho berkata dengan dingin, “Apakah masih ada yang harus aku dengarkan? Jika kau sudah selesai berbicara maka aku harus pergi sekarang”.
Da Ji mencoba menahan Yun Ho dengan meraih tangan Yun Ho, "Semua ini berlangsung terlalu tiba-tiba. Pertemuan dengan Ahjushi.... Pertemuan dengan Dong Joo kembali... Menyukai Ahjushi... Semua terlalu tiba-tiba. Walaupun aku baru mengetahui dirimu dalam waktu yang singkat tapi situasi sekarang ini... Tinggal serumah dengan mantan suami, aku bingung menjelaskannya padamu mengenai semua ini. Aku hanya ingin memberikan kesan yang baik untuk Ahjussi. Bagaimanapun juga aku tidak merasa malu dengan masa laluku. Maafkan aku karena tidak mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Tapi sungguh aku menyukai Ahjusshi. Aku tulus..." Yun Ho terdiam mendengar jata-kata Da Ji.
Tiba-tiba Dong Joo datang dan berkata, "Akulah yang menyuruhnya agar tidak mengatakan hal itu padamu. Dan aku tinggal di rumah Da Ji karena terpaksa untuk mendapatkan surat persetujuan itu. Aku cemas kau akan salah paham makanya aku tidak ingin dia memberitahumu. Setelah aku mendapatkan surat persetujuan masyarakat, aku akan segara pergi". Yun Ho berkomentar, "Aku hanya merasa tidak nyaman jika tau bahwa Manajer Han Dong Jo ternyata berkaitan dengan hubunganku dengan Da Ji." Dong Joo membela Da Ji, "Kau tidak boleh seperti ini. Aku lah yang membuat situasi ini menjadi rumit. Lee Da Ji hanya melakukan sesuai kata-kataku." Yun Ho berkata dengan dingin, “Selain urusan perusahaan, Aku tidak perlu mengatakan apa-apa mengenai urusan pribadiku pada Manajer Han”. Dong Joo pun kesal mendengar ucapan Yun Ho, “Aku bukan karena urusan perusahan datang ke sini.....”. Tapi Yun Ho memotong ucapan Dong Joo, “Apapun masalahku dengan Da Ji, aku tidak perlu membicarakannya denganmu. Ini membuatku tidak nyaman. Da Ji terdiam dan berkata pelan pada Dong Joo, "Kau pulangah. Ini masalahku dengan Ahjusshi." Kemudian Da Ji mencoba berbicara kepada Yun Ho lagi, namun Yun Ho pergi meninggalkan mereka berdua. Da Ji terlihat begitu terpukul.
Da Ji berjalan dengan sedih, Dong Joo segera mengejarnya dan bertanya, "Aku yang memintamu agar menutupi masa lalu kita, mengapa kau tidak mengatakan hal itu padanya? Apa kau tidak memiliki mulut? Apa kau tidak bisa bicara?" Da Ji menjawab dengan dingin, "Ini adalah masalahku dengan Ahjusshi. Ini tidak ada hubungannya denganmu!" Dong Joo berkata dengan nada tinggi, "Kenapa tida ada hubungannya denganku, Apakah kau bodoh? Jika kau tidak bodoh maka berhentilah menangis dan mengejarnya. Mengapa mengatakan "Aku berterima kasih kepada Han Dong Joo" di depannya !" Da Ji balas berkata, "Apakah kau tidak bisa berpura-pura tidak mengetahui apa-apa? Jika kau terus begini maka aku akan terlihat lebih menyedihkan!"
Dong Joo kembali marah, "Jadi, mengapa kau masih mau mengejarnya. Jika dia bilang berpacaran maka kau akan berpacaran dengannya, dan jika dia bilang berpisah maka kau juga akan mengikuti keinginannya untuk berpisah? Laki-laki itu keparat!!" Da Ji berteriak kesal, "Yang brengsek itu adalah kau!! Selain marah-marah, apakah kau bisa melakukan sesuatu yang lebih baik? Bagaimana bisa kau begitu egois? Walaupun kau tidak bisa menghiburku, bisakah kau tidak membuatku tambah sedih?" Dong Joo berkata, ”Menghibur apa..?” Da Ji mulai kesal dan menangis kemudian pergi meninggalkan Dong Joo.
Sementara itu, Yun Ho kembali ke kantornya bersama dengan Asistennya. Yun Ho lalu berkata pada assistennya itu untuk membatalkan semua jadwalnya siang itu. Dan mencari tahu apa yang terjadi di luar sana. Yun Ho terlihat tidak ingin diganggu.


Ayah Dong Joo menerima telpon dari karyawan di resort yang menceritakan masalah para pengunjuk rasa. Ayah Dong Joo berkata pada karyawannya itu untuk mengusir para pengunjuk rasa. Ayah Dong Joo mematikan telpon dan menggerutu kesal, "Huh berdoa untuk raja laut apa?" Kakek yang datang pun kemudian bertanya, "Ada apa dengan festival raja laut?" Ayah Dong Joo menjawab, "Mereka mengatakan bahwa pada hari festival raja laut, laut harus di kosongkan. Mereka bahkan berdemo". Kakek kembali bertanya, "Lalu apa yang akan Dong Joo lakukan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Tentu aku yang akan mengusir para pengunjuk rasa itu!!" Kakek berkata, "Kau jangan lakukan itu! Biarkan Dong Joo yang menyelesaikan semua ini." Ayah Dong Joo pun terdiam.

Kakek berkata, "Nyalakan TVnya, saatnya melihat berita." Ayah Dong Joo menyalakan TV dan ia justru memasang chanel yang menampilkan para wanita sexy. Mereka pun membicarakan para wanita-wanita sexy itu. Tiba-tiba Ibu Dong Joo datang ke ruang TV dan Ayah Dong Joo pun dengan segera mengganti channel TV.
****************************************************




Tuan Yang marah besar pada Da Ji karena Paulist hilang dan Tuan Yang sangat yakin bahwa Paulist itu hilang karena di jual oleh Da Ji. Da Ji berusaha membela dirinya. Dia mengatakan bahwa dia tidak mungkin menjual paulist. Tuan Yang tidak percaya, dia ragu karena menurutnya kuda yang tidak bisa berlari mana mungkin bisa menghilang. Da Ji mencoba menjelaskannya namun Tuan Yang tetap tidak menerima semua ini. Tuan Yang sangat marah karena dia telah banyak mengeluarkan uang demi paulist.Tuan Yang sangat marah sehingga dia menarik kerah baju Da Ji. 
Dong Joo datang dan melepaskan tangan Tuan Yang dari kerah baju Da Ji. Dong Joo sangat kesal. Tuan Yang balas marah pada Dong Joo, "Ah apakah kau terlibat juga dalam penjualan Paulist? Kalau begitu mari kita pergi ke kantor polisi!!" Tuan Yang kembali menarik baju Da Ji, namun lagi-lagi Dong Joo melepaskan tangan Tuan Yang dari kerah baju Da Ji dengan kasar. Dong Joo sangat marah, ”Aku sudah mencoba menahan diri. Mohon hentikan semua ini!” Da Ji meminta maaf pada Tuan Yang namun dengan cepat Dong Joo membentak Da Ji, "Mengapa kau meminta maaf untuk kesalahan yang bukan salahmu??" Tuan Yang tentu menjadi marah pada Dong Joo. Tiba-tiba Dong Joo mendekati Tuan Yang dan menunduk meminta maaf, Tuan Yang pun kaget melihatnya. Dong Joo berkata, "Maaf. Akulah yang membuat kuda itu hilang. Aku sudah meminta orang suruhanku untuk mencarinya. Tidak peduli apapun, aku akan menemukannya dan membawa dia kembali. Jika Paulist tidak kembali, maka aku akan bertanggung jawab. Jika ada masalah dengan Paulist maka kau katakan saja padaku."  Da Ji terdiam karena tidak menyangka Dong Joo bisa berkata maaf pada Tuan Yang.
Da Ji dan Dong Joo pun masuk kedalam rumah. Dong Joo berkata, "Aku sudah menyuruh orang untuk mencarinya jadi tenang saja Paulist akan segera di temukan." Da Ji menjawab, "Terima kasih. Jika kau tadi tidak datang, mungkin aku sudah di bawa ke kantor polisi." Dong Joo kembali berkata, "Akulah yang membuat masalah ini jadi kau tidak perlu berterima kasih." Dong Joo hendak berjalan ke kamarnya namun Da Ji segera menghentikannya, "Aku tau bahwa kau juga pasti merasa sedih. Karena aku maka kau bisa mengendalikan emosimu itu. Aku berusaha untuk bersikap baik di hadapanmu tapi sepertinya itu tidak bisa. Aku selalu membuat kau mendapat masalah, ini sungguh menyedihkan. Tapi... Walaupun aku terlihat bodoh, tapi aku akan melakukan yang terbaik hingga akhir. Aku tidak mau melakukan hal yang membuatku menyesal lagi. Setelah berpisah denganmu, aku baru merasakan hal itu".

Dong Joo terdiam mendengar kata-kata Da Ji. Dong Joo lalu berkata, "Aku akan segera pergi. Aku tidak ingin menyulitkanmu lagi. Jika aku di sini tidak ada baiknya bagimu". Da Ji dengan cepat berkata, "Tidak perlu. Masalahku dengan Ahjusshi itu bukan karenamu. Karena aku tidak jujur makanya Ahjussi marah. Walaupun kau nanti pergi, aku rasa tidak akan merubah apapun akan hubunganku dengan Ahjusshi. "
Yun Ho berjalan menuju Resort dan dari luar dia melihat Jin Young masih sibuk bekerja di ruangannya. Jin Young menyadari kehadiran Yun Ho dan mereka pun minum kopi bersama di ruangan Jin Young. Yun Ho mengotak-atik kamera Jin Young dan melihat foto-foto Dong Joo dalam kamera itu. Jin Young bertanya, “ Kau terlihat serius sekali, apa yang sedang kau lihat? Oh.. Bukankah dia(Dong Joo) sangat tampan” Yun Hoo menjawab, “Iya, dia terlihat seperti orang yang baik”. Jin Young membenarkannya, “Benar, dia sangat baik dan aku menyukainya. Aku baru menyadarinya bahwa aku banyak menemukan hal-hal yang baru setelah bersamanya”. Yun Ho tersenyum dan bertanya, “Menemukan hal-hal baru? Lalu bagaimana dengan masa lalu?” Jin Young pun tersenyum balik bertanya, “Kenapa? Jika hubungan masa lalu tidak berhasil tentu harus mencari seseorang yang baru. Aku merasa penasaran. Orang seperti Oppa ini sebenarnya memiliki daya tarik apa? Tapi tidak lama setelah mengenal, aku sadar bahwa Oppa adalah seorang Direktur yang tidak mudah dihadapi. Semua wanita tidak dapat berkorban demi dirimu. Tapi Lee Da Ji yang sangat sepertinya tidak bisa diandalkan sama sekali malah bisa meluluhkanmu. Membuatku cemburu”. Yun Ho hanya tersenyum mendengar komentar Jin Young itu.
Da Ji sedang berada di kamarnya sambil terus melihat hasil lukisan dirinya yang dilukis oleh Yun Ho beberapa waktu lalu. Kemudian Da Ji mengambil sebuah buku dan menulis sesuatu. Sementara itu,  Dikamarnya Dong Joo sedang mengemasi pakaiannya dan memasukannya kedalam koper. Dong Joo lalu mengingat ucapan Da Ji, "Aku akan berusaha melakukan yang terbaik hingga akhir. Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang membuatku menyesal lagi Setelah berpisah denganmu, aku baru merasakan hal itu".
Pada pagi harinya Dong Joo sudah bekerja di peternakan dan itu membuat Da Ji sangat heran dan tak percaya, Kemudian bertanya dengan maksud mengolok-olok Dong Joo "Apakah matahari terbit di barat? Apakah orang yang di depanku ini benar-benar Han Dong Joo?" Dong Joo berkata dengan tenang, "Aku sudah memberi makan kuda. Mudah-mudahan dengan begini Ahjumma dan Ahjussi akan memberikan gaji yang lebih banyak untukmu. Lagi pula aku melakukan hal ini hanya untuk membantu hingga kakimu benar-benar sembuh. Lalu Da Ji berkata, ”Harus bagaimana? Kakiku sudah sembuh Tapi biar bagaimana pun aku berterima kasih padamu”. Dong Joo pun tersenyum malu-malu dan bertanya, ”Pagi-pagi begini kau mau kemana?" Da Ji segera menyembunyikan amplop yang dia pegangnya dibalik punggungnya, "Hmm aku mau bertemu dengan para Ahjumma nelayan." Dong Joo bertanya, "Bertemu dengan Ahjumma nelayan yang menyebalkan itu?" Dong Joo pun langsung merebut amplop yang disembunyikan Da Ji lalu membuka isi amplop yang ternyata berisi surat perjanjian, Dong Joo bertanya pada Da Ji, "Jadi kau sekarang membuat sebuah surat persetujuan ini?!" Da Ji pun kebingungan lalu menjawab, ”Ahjumma yang menyuruhku membuat surat ini............”




Da Ji bertemu dengan Ahjumma nelayan dan mengobrol. Sementara itu Dong Joo pun ikut dan berdiri di belakang Ahjumma dan Da Ji. Da Ji berbicara dengan baik pada Ahjumma nelayan itu, "Ahjumma, biar aku bantu kau. Akhir-akhir ini gelombang laut cukup besar ya." Ahjumma berkomentar, "Ya. Itulah sebabnya kita harus berdoa pada raja naga dewa laut. Tapi perusahaan itu justru mau mengadakan pesta di laut. Huh lihat saja aku akan memukul dia!" Dong Joo yang mendengar ucapan itu pun bergidik ngeri. Da Ji tersenyum dan menenangkan Ahjumma nelayan, "Ahjumma, orang itu pasti tidak tau betapa pentingnya berdoa pada raja naga. Kalu mereka tau pasti tidak akan melakukan pesta di laut. Ahjumma, jangan cemas."


Da Ji menghampiri Dong Joo dan bertanya, "Apakah kau suka kerang? Aku akan mengambilkan beberapa jika kau suka". Dong Joo begitu kesal, " Siapa yang mau makan kerang hah? Aku sangat sibuk beberapa hari ini mempersiapkan pesta pembukaan di atas kapal itu!" Da Ji berusaha membujuk Dong Joo, "Perusahaan kalian banyak memiliki tempat bagus, mengapa tidak mengadakan acara itu di tempat lain saja?" Dong Joo balik bertanya dengan kesal, "Mengapa festival raja naga itu tidak di ubah saja menjadi hari lain? Lagipula itu semua hanya takhayul." Da Ji balas membentak, "Itu takhayul bagimu! Tapi bagi para Ahjumma nelayan festival ini sangatlah penting. Jika kau tidak mau pindah tempat, maka aku akan menyerahkan surat persetujuan ini dan tidak akan membantumu lagi." Dong Joo menatap Da Ji dengan kesal.
Beralih ke scene lain….
Yun Ho masuk ke kamar resortnya. Dia heran melihat assistennya yang sedang membaca sebuah buku sambil tersenyum. Yun Ho menghampiri asistennya dan bertanya, "Apa yang sedang kau lihat?" Asisten Yun Ho menutup buku itu dan menyerahkannya pada Yun Ho, “Aku tidak tau ini data apa. Kau pastikanlah sendiri”.  Yun Ho bertanya pada Asistennya itu, "Apakah buku ini yang membuatmu tertawa seperti tadi?" Yun Ho membuka buku itu dan ternyata buku itu adalah buku panduan pulau Jeju yang di buat oleh Da Ji. Buku-buku itu berisi foto-foto pemandangan pulai Jeju hasil jepretan Da Ji. Itu di buatnya khusus untuk Yun Ho. Yun Ho tersenyum melihat buku panduan itu. Yun Ho membuka HP nya dan melihat sms dari Da Ji , "Kemarin ada sesuatu yang belum aku katakan pada Ahjussi. Jika Ahjussi tidak keberatan, aku ingin selalu berpacaran dengan Ahjussi. Aku benci perpisahan." Yun Ho terdiam membaca sms itu. Beberapa detik kemudian sms masuk ke HP Yun Ho, dan ternyata itu Sms dari Da Ji, "Karena Ahjusshi telah bercerai, itulah yang membuatku lebih menyukai Ahjussi." Yun Ho tersenyum dan bertanya dalam hati, "Benarkah itu…. Apakah karena aku telah bercerai?"
Dong Joo sedang berkeliling dalam sebuah gedung di resort itu bersama dengan Assistennya. Jin Young yang melihat Dong Joo langsung menghampirinya, "Apakah ada sesuatu yang membuatmu tidak puas, Manajer?" Dong Joo tersenyum dan menjawab, "Sangat puas. Semua terlihat baru dan bagus. Asistennya Jin Young memanggilnya dan Jin Young pun permisi untuk pergi sebentar.






Dong Joo kembali melihat-lihat gedung itu dan berkata pada asistennya, "Tempat ini bagus. Kalau begitu pesta pembukaan itu di adakan disini saja." Asistennya tentu saja sangat kaget dan kebingungan, "Mengapa tiba-tiba ingin mengganti tempatnya? Kartu undangan bahkan sudah di cetak." Dong Joo sambil tetap tersenyum berkata, "Kalau begitu cetak ulang saja." Asisten Dong Joo benar-benar terlihat kesal dan mencoba menyakinkan Dong Joo, "Manajer.. Pesta pembukaan ini tinggal beberapa hari lagi, bahkan tamu-tamu penting pun sudah datang ke resort. Hal ini sangat penting untuk image resort kita." Dong Joo berkomentar, “Tapi masalah warga juga sangat penting untuk resort kita. Festival raja naga yang hanya diadakan satu tahun sekali oleh warga yang percaya takhayul itu harus bagaimana jika kita tetap memaksa untuk mengadakan pesta pembukaan itu di sana”. Assisten Dong Jo tetap bersikukuh, “Tapi aku sudah memesan catering”. Dengan cepat Dong Joo berkata, “Penanggung jawab pesta itu adalah aku. Malamnya kita bisa langsung memesan seafood dari para Ahjumma nelayan di sana”. Assisten Dong Joo semakin kesal, “Mengapa begini..? Urusan berbelanja itu perlu pengaturan sendiri”. Dong Joo berkata, “Urusan belanja dan resort ini sebenarnya siapa yang mengaturnya? Harga murah dengan kualitas barang bagus bukankah itu prinsip perusahaan? Ah... Apakah kau telah mencari kuda itu? Kau harus menemukannya”. 
Da Ji sedang duduk di kamarnya menanti sms dari Yun Ho dengan cemas. Tiba-tiba telponnya berdering, tetapi itu ternyata dalah telpon dari Dong Joo. Da Ji mengangkatnya dan bertanya, "Ada apa?" Dong Joo menjawab, "Tempat pesta sudah diubah. Da Ji seakan tidak percaya, “Bukankah kau akan tetap mengadakan pesta itu di kapal?” Dong Joo tertawa kemudian menjawab, “Kalau manajernya bilang tidak akan mengadakannya di sana lalu siapa yang berani menghalanginya..... Kau bantulah para Ahjumma itu untuk mempersiapkan bail-baik festival Raja laut itu." Da Ji tentu sangat senang mendengarnya, "Ya.... Han Dong Joo! Manajer Han Dong Joo kau benar-benar berubah. Kau sangat bijaksana..Ahjumma itu pasti akan sangat senang. terima kasih....Aku sangat bangga padamu." Dong Joo tersenyum mendengar ucapan Da Ji itu. Lalu Dong Joo berkata, "Aku sedang sangat sibuk, aku tutup telponnya".


Ternyata sejak tadi paman yang ingin menjual kuda mendengar percakapan mereka. Dong Joo kaget melihat kedatangan paman itu. Paman itu berkata, “Aku ke sini mengantarkan kuda. Kau jagalah baik-baik”. Dong Joo hanya mengangguk. 
Yun Ho terus menatap papan catur dan Asistennya yang datang menghampirinya berkata, "Ini sudah hampir satu jam, namun masih saja seperti ini. Apakah kau tidak menemukan jalan keluarnya?" Yun Ho tersenyum dan menjawab, "Benar...Jika aku memindahkannya seperti ini maka raja akan mati. Aku tidak menginginkan hal itu. Sangat jelas... aku harus menjalankannya seperti biasa saja. Mengapa selalu bisa berubah menjadi ragu-ragu?” Asistennya tersenyum dan berkata, ”Sebenarnya ada jalan keluarnya. Namun terkadang pikiran dan hati kita tidak sejalan. Mengikuti perasaan sepertinya tidak terlalu buruk”. Yun Ho kembali bertanya, "Hyung, apakah kau pikir bahwa aku ini adalah orang yang selalu lebih mendengarkan pikiran daripada perasaan?" Asisten Yun Ho menjawab, "Akhir-akhir ini tidak seperti itu”.
Da Ji terus saja menatap HP nya menanti telpon dan sms dari Yun Ho. Da Eun yang melihat tingkah kakaknya itu pun berkomentar, "Seberapa lama pun kai menatap HP mu itu tetap saja tidak akan keluar bunga dari dalamnya. Lebih baik kau lupakan Ahjusshi itu. Sejujurnya, tidak ada hal yang baik dari Ahjussi, laki-laki yang sudah bercerai itu. Baru hanya sampai tahap berciuman saja, apa itu sudah bisa dikatakan berhasil?" Da Ji langsung menatap Da Eun tajam dan Da Eun pun terdiam.
Seperti biasa Yun Ho melakukan lari pagi di sekitar Resort. Saat dia melewati peternakan resort, dia melihat seekor kuda. Yun Ho sedikit kaget dan memperhatikan kuda itu dengan seksama kemudian mendekati kuda itu dan tersenyum, "Paulist? Kau pergi kemana saja, baru sekarang bisa kembali?" Yun Ho terlihat sangat senang.
Da Ji keluar dari rumahnya sambil menelpon Ahjumma nelayan, "Ahjumma tidak perlu cemas. Persiapkan saja festival raja laut  itu dengan baik. Baik.... aku mengerti." Da Ji menyudahi telponnya dengan Ahjumma. Tiba-tiba ada sms masuk ke HP nya dan Da Ji langsung tersenyum senang rasa tak percaya dan ia pun berlari pergi.




Da Ji berlari menuju peternakan resort dan sangat senang sekali saat melihat Paulist sudah di temukan. “Paulist... Kau kemana saja? Apakah kau tau aku sangat mencemaskanmu?” Yun Ho yang telah ada di tempat itu duluan berkata, “Sepertinya tidak senang melihatku?”. Da Ji  dan Yun Ho terlihat canggung satu sama lain. Kemudian Yun Ho berkata, ”Aku sudah melihat buku panduanmu. Terima kasih. Kau sangat membantu". Da Ji tersenyum kemudian berkata”, Aku telah berjanji padamu untuk tetap membantumu. Apa tidak boleh?” Yun Ho lalu bertanya, "Kata-kata bahwa kau menyukaiku karena aku sudah bercerai, apakah itu tulus?" Da Ji malu-malu kemudian menjawab, "Iya". Yun Ho kembali bertanya, "Mengapa?" Da Ji menjawab, "Jika terlalu sempurna, maka aku akan merasa lebih terbebani. Di kehidupan masa lalu kita ternyata sama-sama memiliki masa kelam". Yun Ho tertawa dan itu membuat Da Ji semakin bingung. Yun Ho berkata, "Maafkan aku. Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya." Da Ji tersenyum, "Masa lalu adalah masa lalu. Ada banyak hal yang mesti kita pahami satu sama lain sekarang ini."




Yun Ho terdiam sesaat dan kemudian berkata, "Perasaanku padamu... Bisakah kau menerimanya? Aku terus berpikir bahwa kau ini hanya anak-anak. Kau telah menikah dan bercerai, mungkin kau takut..., apalagi aku pun adalah laki-laki yang telah bercerai. Aku marah mungkin karena aku cemburu. Maaf karena marah padamu. Terima kasih karena kau telah menyukai laki-laki yang telah bercerai seperti aku ini." Da Ji tersenyum senang, “Aku lebih berterima kasih”. Lalu Yun Ho mendekati Da Ji dan memeluknya.
Dong Joo berusaha menlpon Da Ji namun tidak diangkat-angkat. Ia sangat kesal. Dong Joo terus berjalan ke arah peternakan resort dan dia sangat kaget melihat Yun Ho dan Da Ji yang sedang berpelukan. Dong Joo terlihat sangat kesal (cemburu hohohohoho...) dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
Yun Ho dan Da Ji berjalan-jalan mengitari Resort bersama-sama. Da Ji sangat senang,"Jika aku menelponmu sekarang, apakah kau akan menangkatnya?" Yun Ho menjawab, "Tentu aku akan mengangkatnya. Terserah kau kapanmu akan menelponku" Da Ji berkata, "Sepuluh menit sekali... tidak, lima menit atau satu menit sekali aku akan menelpon." Yun Ho berkomentar, "Ah...Tapi tidak tau apa bisa menjawabnya atau tidak. 6 jam mulai dari sekarang aku perlu mengadakan rapat yang penting". Da Ji pura-pura marah, "Kalau begitu aku tidak mau menelponmu. Aku sudah bosan mendengar mesin pengangkat telponmu." Yun Ho tertawa, "Kalau begitu kau bisa mengirimkan aku sms. Melihat smsmu, moodku akan terasa lebih baik".

Da Ji tiba-tiba berhenti berjalan dan berkata, "Itu... Dong Joo hingga menerima surat persetujuan dari masyarakat..." Yun Ho me
motong ucapan Da Ji, "Bantulah dia. Aku suka kau yang senang membantu orang. Yang paling penting adalah orang yang kau suka itu adalah aku".
Dong Joo berjalan ke ruangan kantornya dengan lesu. Ia masih sedikit shock karena melihat Da Ji dan Yun Ho tadi. Kemudian HP Dong Joo berdering dan ternyata itu adalah telpon dari ayahnya. Ayahnya sangat marah karena Dong Joo telah mengganti tempat pesta pembukaan itu.
Ayah Dong Joo masuk ke tempat kerja dan melihat Ibu Dong Joo. Ia pun segera menghentikan omelannya. Ia melihat Ibu Dong Joo begitu bersinar dan terlihat sangat cantik (hehehehehe... ada2 aja Ayah Dong Joo ni..). Ia sangat terpesona pada kecantikan istrinya itu. Ayah Dong Joo lalu menghampiri Ibu Dong Joo. Ibu Dong Joo bertanya, "Apa kau sudah makan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Belum. Kenapa?" Ibu Dong Joo menjawab dengan penuh perhatian, "Ingatlah untuk makan. Kau terlihat habis marah?Kenapa?." Ayah Dong Joo terus menatap wajah sang istri dan bertanya, "Apakah kau melakukan operasi plastik? Wajahmu tidak terlihat seperti sebelumnya." Tentu hal itu membuat Ibu Dong Joo kesal. Ayah Dong Joo berkata kembali,”Kita pulang kerja bersama-sama saja”. 




Dong Joo  yang masih tampak kesal masuk kedalam mobil dengan keadaan yang buru-buru. Bahkan Jin Young yang hendak menyapa Dong Joo pun tidak sempat menyapa Dong Joo karena Dong Joo buru-buru pergi. 
Da Ji mengelus-elus Paulist dengan gembira karena akhirnya kuda itu kembali. Dong Joo yang baru pulang ke peternakan pun disambut ceria oleh Da Ji, namun sayangnya suasana hati Dong Joo sedang tidak senang sehingga Dong Joo membalas sapaan Da Ji dengan dingin. Apalagi ketika Da Ji membicarakan tentang Yun Ho yang sudah berbaikan dengan Da Ji. Dong Joo terlihat sangat marah dan ia berteriak-teriak pada Da Ji. Dia mengatakan kalau pesta pembukaan itu akan tetap dilaksanakan di atas kapal. Da Ji bingung melihat sikap Dong Joo itu. Da Ji pun kesal pada pada perubahan sikap Dong Joo.
Da Ji masuk kedalam kamar Dong Joo dan kembali berdebat. Da Ji bertanya mengapa tiba-tiba mengatakan kalau pesta itu akan tetap dilaksanakan diatas kapal. Dong Joo berkata, "Aku memang seperti ini. Jadi jangan meminta bantuan kepadaku. Mengapa kau tidak meminta bantuan Ahjussi mu itu saja?" (ujung-ujung yang jadi permasalahannya ne Yun Ho dong,, sepertinya Oppa Cahangmin cemburu tu hahaha...) Da Ji bertanya, ”Mengapa jadi membicarakan Ahjussi?” Mereka pun terus saja berdebat. Da Ji sangat kesal dan mengatakan kalau Dong Joo sangat egois dan brengsek. Dong Joo tidak terima kalau ia disebut brengsek.
Da Ji semakin marah, "Kenapa? Apakah suasana hatimu sedang buruk? Sampai kau mengatakan kata pengemis kepadaku". Dong Joo membentak lagi, "Kau keluarlah sekarang!" Da Ji semakin emosi, "Mengapa harus aku yang keluar? Kaulah yang harus keluar!!" Dong Joo tertawa sinis lalu berkata, ”Benar... itu adalah kata-kata tulusmu”. Dan Dong Joo pun keluar begitu saja. 
Da Ji berusaha menahan Dong Joo dengan menarik tangan Dong Joo dan mencoba berbicara  baik-baik. Da Ji berkata, "Kau selalu mengatakan sesuatu yang keterlaluan, itulah sebabnya..." Dong Joo memotong ucapan Da Ji itu, "Sudahlah. Jangan berkata-kata lagi". Dong Joo melepaskan pegangan tangan Da Ji dan melangkah menuju pintu keluar.
*****************************************************
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan.....ternyata Jin Young datang. Dong Joo sangat kaget. Begitu pula Da Ji. Jin Young tersenyum melihat Dong Joo dan berkata, "Akhirnya aku menemukan tempat ini. Aku ingin makan bersamamu, jadi Assisten Lee memberitahu tempat tinggalmu..... " Kata-kata Jin Young terputus saat melihat Da Ji, "O.... Da Ji juga ada disini?" Dong Joo kebingungan untuk menjelaskannya. Da Ji berusaha untuk tersenyum....

BERSAMBUNG....

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan jadi Silent Reader ya...Please kasih commentnya, tapi yang positive-positive aja ya. And Jangan Lupa Follow me. Terima Kasih.