BEST COUPLE

Selasa, 31 Mei 2011

ALL ABOUT LOVE: Sinopsis Paradise Ranch Episode 3

"Aku tidak berteman dengan perempuan."




Ucapan Yun Ho membuat Da Ji lemas, entah bermaksud serius atau tidak dengan ucapannya itu tetapi saat melihat Da Ji tertunduk, senyumnya melebar.
Sewaktu akan tidur, Da Ji iseng bertanya pada adiknya Da Eun tentang sikap Yun Ho dimengertinya tadi siang. tapi ia mengibaratkan dirinya itu sebagai teman nya, Da Eun yang pintar dengan cepat dapat menebak kakaknya sedang menceritakan dirinya sendiri. "Jangan bermimpi, kau bukan siapa2 bagi dia (Yun Ho), disekitarnya pasti sangat banyak wanita cantik dan seksi, sementara apa yang bagus darimu?" ucapan Da Eun membuat Da Ji mencibir, tapi tidak dapat menampik apa yang diucapkan adiknya itu.
Si Trouble Maker Dong Joo kembali mendapat masalah. Tapi sebelumnya kita lihat dulu keadaan ruangannya sekarang, Berantakan abis..!!!. Ditengah hamparan kulit jeruk dan komik yang memenuhi meja, duduk manis seorang Dong Jo yang sedang makan jeruk dengan buasnya sambil membolak balik komik dengan kedua kakinya. (Oh my god sun.. Baru kali ini liat orang ngebaca pake kaki.. Great screenwriter...wkwkwkwk). Tapi kesenangannya gak berlansung lama, sial pun datang menghampiri. Gak jauh2... yaitu dari kakeknya sendiri. Lagi-lagi Dong Joo gak bisa berkutik, karena ancaman kakeknya yang selalu bawa-bawa kartu kredit (kekeke...). Apa boleh buat, Dong Joo terpaksa mengikut, meninggalkan apartment dengan segala kemewahannya dan tinggal di rumah Da Ji.

Bagaimana dengan Da Ji sendiri? Jelas-jelas Dia menolak. Apalagi sebelumnya udah ada kesepakatan bahwa Dong Joo tidak tinggal dirumahnya. Dong Joo berkata ia dalam situasi terdesak (tanpa memberi tahu ancaman kakeknya). Da Ji tetap gak terima. Penasaran kenapa Dong Joo begitu kekeuh pengen tinggal dirumahnya, Tiba-tiba aja narsis nya Da Ji kambuh. Da Ji malah berpikir Dong Joo masih menyimpan perasaan padanya dan ingin memulai semuanya dari awal lagi. Bahkan dengan PD nya dia berkata bahwa dirinya tidak tertarik membuka hatinya untuk Dong Joo lagi . Dong Joo jengah mendengarnya. "Apa kau gila? Sudah berulang kali aku katakan aku tidak lagi tertarik denganmu."kata Dong Joo. Da Ji masih bawel dan bertanya, seperti biasa... berakhir dengan pertengkaran. Da Ji menyeret koper yang dibawa Dong Joo waktu lalu keluar. 
"Aku beritahu kau, Ini tanahku." Dong Joo membela diri.
"Kau hanya memiliki tanahnya,... Kau tinggal saja ditanahmu itu." Jawab Da Ji. Da Ji membanting pintunya masuk dan meninggalkan Dong Joo. Dong Joo benar-benar geram, dan memutuskan melepon ayahnya. Ia menyerah dan ingin kembali ke Seoul.

Ayah Dong Joo menolak permintaan putranya itu dengan alasan ia sendiripun sedang tidak dalam situasi yang bagus. Ayahnya meminta Dong Joo bertahan disana. Dong Joo meminta uang pada ayahnya, karena kartu kreditnya diblokir dan ia sama sekali tidak punya uang. Ayahnya lagi-lagi menolak karna takut kakek Dong Joo akan mengetahui dan mereka akan mendapat masalah lagi. Ayahnya menutup telpon sambil menggerutu sendiri. Lalu melanjutkan kerjanya menulis sesuatu dikertas dengan serius. Buntu, ia kembali menggerutu, lalu memanggil asistennya agar masuk keruangannya. Asisten Ayah Dong Joo masuk, (Sooyoung SNSD muncul sebagai cameo menjadi asisten ayahnya Dong Joo) Ayah Dong Joo meminta asistennya mengoreksi suratya itu, jika ada spell nya yang kurang, namun lucunya ia menjelaskannya dengan cara yang aneh dan terbirit-birit, membuat asistennya itu bingung. Asistennya itu mengambil kertas itu dari tangan ayah Dong Joo, dan membuat banyak sekali coretan. "Begitu banyak yang salah kah?" tanya ayah Dong Joo, asistennya menyengir. "Ahh.. memalukan sekali..." ayah Dong Joo berkata demikian sambil menutupi mukanya dengan malu.
Dong Joo masih bingung memikirkan nasibnya diparadise ranch, Da Ji keluar rumah dan lansung mengunci pintu rumahnya. Dong Joo terbelalak melihat aksi Da Ji, ia mengikuti Da Ji yang melangkah keluar dengan cueknya.
"Sebagai manusia, kau tidak bisa melakukan ini.. Kemarin kau memohon padaku dengan kata-kata lembut." kata Dong Joo pada Da Ji.
"Aku ini tidak pintar, jadi mudah lupa." ucap Da Ji cuek. ia lalu melangkah lagi.
"Yaah... Seperti apa pakaian yang dijual diarea ini? Aiissh....." kata Dong Joo memanas-manasi Da Ji. Da Ji berhenti dan melihat pakaian yang dikenakannya. Ia menggertakkan giginya dengan gemas dan berbalik, Tetapi ekspresinya berubah setelah melihat kebawah. "Kau menginjak tahi kuda." katanya kalem.
Dong Joo melihat kearah kakinya, Well... Kedua kakinya dengan sukses mendarat diatas tahi kuda. Ia mengangkat kedua kakinya dengan jijik. sementara Da Ji pergi tanpa mempedulikan Dong Joo. 
Saat berjalan sekilas dia melihat beberapa orang sedang menebangi pohon dipeternakannya, menyangka orang itu adalah suruhan Dong Joo, ia menggerutu sampai kekandang kuda. Sambil menggosoki anak kuda dia memaki Dong Joo, hingga celetukan Yun Ho yang bekata itu adalah orang suruhannya. Sikap Da Ji melunak... Sambil senyam senyum dengan ala sotoy dia ngomong kalau pepohonan dipeternakan itu adalah ciri khas nya Jeju dan sangat disayangkan jika harus ditumbangi. YunHo bercanda apa Da Ji telah berganti profesi menjadi ahli lingkungan, Da Ji mesem-mesem (Apalagi setelah YunHo bersikap manis banget sehabis ngelapin air yang nyipret ke mata Da Ji pake sapu tangannya sendiri). Tetapi sebenarnya YunHo memahami dan mengerti dengan baik apa yang dikatakan oleh Da Ji.


Bagaimana dengan nasib Dong Joo yang ditinggal sendirian?
??????????????????????

Saat mobil YunHo masuk kepeternakan mengantar Da Ji pulang, Dong Joo setengah mati berusaha membangun tenda didepan rumah Da Ji ditengah-tengah lebatnya hujan. (Gokil banget tampang changmin pake jas hujan begitu.. wkwkwkwwk). Saking Stressnya dia ampe mukul tangannya sendiri pake palu. Sementara Da Ji lagi-lagi diperlakukan manis oleh YunHo.YunHo ngasih payung buat Da Ji, seperti biasa disambut senyum mesem mesum nya Da Ji, Sambil berjalan kepekarangan dia mengulang-ulang perkataan YunHo waktu lalu, dimana Yun Ho berkata ia tidak berteman dengan perempuan. Da Ji melompat kegirangan dan terus mengulangi kalimat itu (mungkin udah mulai mengerti makna dibalik ucapan YunHo), Akan tetapi kepergok oleh Dong Joo yang mematung didepannya. Seperti biasa, Dong Joo memperhatikannya dengan sinis.
Da Ji kaget melihat keadaan Dong Joo dan bertanya apa yang Dong Joo lakukan. Dong Joo yang memang lagi kesal menjawab dengan kasar dan membuat Da Ji tersinggung. Walaupun Da Ji sebenarnya kasihan melihat keadaan Dong Joo, tetapi emosi mengalahkan kebaikan hatinya. Lagian siapa juga yang seneng kalau dikatain gampangan ama cowok, apalagi oleh mantan suami sendiri.
(ah Dong Joo mah jealous aja liat Da Ji deket ama YunHo... Wkwkwkwkwk)
Didalam rumah Da Ji masih ngomel-ngomel gara-gara perkataan Dong Joo barusan, hingga seorang ahjumma datang dan mengatakan keberatannya dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan Dong Joo, Da Ji malah berbalik membela Dong Joo didepan Ahjumma itu. Da Ji memang benar, Semua yang dilakukan oleh perusahaan memang bukan kemauan Dong Joo dan Dong Joo tidak sepenuhnya salah. Da Ji lalu bertanya tentang keadaan suami Ahjumma itu, Ahjumma itu dengan menjelaskan keadaan suaminya karena kecelakaan yang menimpanya, tepat saat itu juga suaminya datang kearah mereka dengan tangan di balut perban. Dia mengeluh karena tidak ada yang bisa menggantikannya membersihkan kandang kuda, Da Ji menawarkan dirinya. Tetapi Ahjussi itu berkata ia membutuhkan dua orang. Da Ji mendapat akal. Lalu ia berkata ia mendapatkan orang buat membantu merek tanpa mengeluarkan uang, YAY! Da Ji mengeluarkan senyum mesumnya.
Matahari mulai menampakkan sinarnya diufuk timur, Didalam tenda Dong Joo masih terlelap dalam selimut tebalnya, Hingga suara evil Da Ji memekaki telinganya, menyuruh Dong Joo bangun karena Paulist (kudanya) akan masuk. Dong Joo berusaha cuek dan melanjutkan tidur sambil menguatkan dirinya sendiri agar bertahan selama seminggu saja, Da Ji menyelinapkan kepalanya masuk ketenda, lalu menawarkan surat persetujuan pada Dong Joo. Dong Joo segera bangun, "Itu yang seharusnya kau lakukan." katanya pada Da Ji kesal.  Da Ji tidak mengalah begitu saja, dan meminta orang yang harus bertanggung jawab diresort juga harus 'menampakkan wujud' dan membuat kesepakatan, Dong Joo mengacak2 rambutnya sendiri karena kesal. "Mari kita selesaikan semuanya dalam tiga hari." ucap Da Ji dengan senyum evilnya.
Well.. Maksud Da Ji sebenarnya adalah ini......

Dong Joo harus bekerja membantunya. Pertama, Dong Joo dan dia membersihkan kandang kuda,  Dong Joo menutupi kedua hidungnya dengan tissue, (Udah kayak orang meninggal aja dikapasin.. ckckcck). Tetap gak tahan dengan bau kandang, ia berhenti. "Apakah ini maksud perkatan menampakkan wujud' mu itu?" tanyanya pada Da Ji. Da Ji membenarkan, karena hal itu bisa menjadi salah satu cara agar Dong Joo bisa mendapatkan dua surat persetujuan sekaligus, dari ibu Dai (Ahjumma) dan juga Ahjussi. Dong Joo meminta agar pergi dari tempat itu, dan bertanya apakah ada perkerjaan lain selain ini, Da Ji menjawab ada.
Hasilnya, Dong Joo diopor untuk membersihkan gelas-gelas. Udah kebayang kan gimana kesalnya Dong Joo...? ditambah lagi Da Ji menjadi pengawas dadakan. Dong Joo protes, Da Ji bilang "Minimal kau tidak mencium bau tahi kuda.". Oke oke.. Dong Joo speechless!.
Pekerjaan lain masih menunggu, Dong Joo harus mengangkat karung barley lalu mengantarnya kegudang dengan gerobak. Baru ngangkat aja Dong Joo udah kepayahan. dia ngejatuhin karung beras sampai dimarahin sama empunya. Dong Joo lagi-lagi komen, karna gak mungkin ngangket karung yang beratnya lebih dari 40 kilo sendirian buat dia. Ahjussi itu menyindir Dong Joo yang anak orang kaya tentu tidak bisa melakukan apa-apa, Da Ji datang menghampiri, menawerkan minuman tapi ditolak oleh Dong Joo. Da Ji mengatakan barley itu adalah bagian yang berharga dari peternakan itu. Karna barley itulah yang menghasilkan bir yang enak dan menjadi kebanggaan ahjussi itu, wajar saja jika ahjussi itu sangat menghargainya. Tiba-tiba Dong Joo berjongkok dan meringis kesakitan, Da Ji khawatir, kalau2 Dong Joo terkilir, Dong Joo menampik dan berkata bukan urusan Da Ji ia mau bagaimana. Ahjussi memanggil Dong Joo. Dong Joo bangkit dengan malas. Da Ji mengamatinya dengan raut aneh.
Ahjussi pemilik barley memanggil Dong Joo, walaupun malas.. Dong Joo terpaksa mengikut. Dong Joo ditugaskan meratakan barley yang dijemur, Dong Joo bekerja dibantu oleh Jong Dae, warga dan juga tetangga Da Ji. Dong Joo sempat bertanya kenapa Da Ji tidak jadi kuliah keluar negri, Belum sempat menjawab, Da Ji datang bersama Ahjumma. Ahjumma itu menyindir Dong Joo tetapi dengan cepat Da Ji mengalihkan perhatian, bertanya siapa yang akan mengantar ahjumma itu kepasar. Ahjussi keluar dari gudang dan menyuruh Jong Dae mengantar. Selepas kepergian Da Ji dan Ahjumma itu, ia memberikan instruksi pada Dong Joo agar segera mengangkat jemuran barley sebelum pukul 4 sore, jika turun hujan, Karung-karung barley itu harus dipindahkan ketempat yang aman. Ahjussi meninggalkan Dong Joo yang masih kebingungan.
"Banyak sekali hal yang harus dilakukan.. Aku harus bagaimana?? Arrghh...." Dong Joo mengeluh kesal. Ia menutupi mukanya sendiri.
Disebuah kantor,, Park Jin Young (Teman wanita Dong Joo yang menemaninya sewaktu membeli kuda di australia) berjalan santai memasuki ruangannya. Walaupun menyapa dengan ramah, rekan-rekan sekantornya menatapnya dengan pandangan aneh. Sampai dimejanya, barulah ia menemukan jawabannya. Teman di meja sebelahnya berkata mereka mendapat masalah karena Prince Hotel tidak mau bekerja sama dengan mereka. Jin Young lansung menemui direkturnya. Ia bertanya apakah ini perbuatan Seol In?. Direkturnya membenarkan dan menjelaskan keadaannya. Jin Young terdiam dalam kagetnya.
Orang tua Dong Joo mengadakan pertemuan, seperti yang kita tahu sebelumnya, Ibu Dong Joo menuntut harta kesejahteraan dari sang ayah. (Hahaha... bener2 lucu liat ayah Dong Joo yang kelabakan menghadapi istrinya itu). Ayah Dong Joo mengancam ingin bercerai. Istrinya itu menanggapi cuek, ia senang-senang saja diceraikan, dan gantinya ayah mertuanya (Kakek Dong Joo) akan menyiksa sang suami hingga mati "Wa...wa...wa... Kau benar-benar setan..." jerit Ayah Dong Joo, ia jatuh pingsan karena shock. Sementara istrinya hanya melirik dengan cuek sambil meminum tehnya.
Hujan deras mengguyur area itu. Di dalam tendanya, Dong Joo sedang berusaha menempelkan koyok ke bagian bahunya. Karna sendirian, ia melakukannya dengan cara yang unik, meletakkan koyok dilantai lalu berbaring dan menempelkan dirinya ke koyok itu. Dari luar Da Ji memanggilnya dan menawarkan obat-obatan. Dong Joo mengira Da Ji hanya bermaksud mengolok-oloknya, tetapi hatinya melunak saat Da Ji mengatakan ia khawatir pada Dong Joo. Dong Joo menyuruhnya masuk karena hujan amat lebat, dan...... tiba-tiba saja Dong Joo berlari kearah gudang. Didalam gudang Jong Dae sibuk menutupi jendela yang menjadi celah masuknya hujan. Ahjussi sedang menatap barleynya yang basah dengan muka kosong.
"Mungkin kita bisa mengeringkannya." Da Ji mencoba menenangkan ketegangan mereka.
"Kau pikir dengan mengeringkannya barley ini masih bisa digunakan?" Ahjussi itu bertanya dengan muka garang.

Dong Joo merasa bersalah didalam hatinya. Ia berkata akan mengganti barley2 itu. Ahjussi tersebut masih marah dengan keadaan barleynya berkata bahwa Dong Joo tidak akan mendapatkan biji gandum sebaik yang dimilikinya. Dong Joo bersikeras ia akan dapat. Diluar rumah ia menelpon asistennya, menyuruh agar disiapkan 200 karung barley terbaik, asistennya protes karena ini sudah larut malam tapi Dong Joo menutup telponnya begitu saja. Da Ji menanyakan apakah ia akan mendapatkan barley itu, Dong Joo mengiyakan dan meminta tidak perlu ikut campur, ia cukup berkosentrasi pada surat persetujuan saja.
Dong Joo kembali ketenda nya dalam keadaan basah kuyup, tetapi tenda nya pun tidak dalam keadaan baik. (goyang2 karena angin). Akhirnya Da Ji menawarkan tinggal dirumahnya. Dong Joo tidak punya pilihan selain masuk kedalam rumah Da Ji.
Perlawanan keras datang dari Da Eun yang memang tidak suka dengan keberadaan Dong Joo. Susah payah Da Ji membujuknya, Da Eun akhirnya luluh juga.
Rupanya Da Ji masih ingat dengan kebiasaan Dong Joo yang tidak suka handuk kasar, ia datang membawakan obat dan handuk lembut, diletakkannya didepan pintu. Sebelum pergi Da Ji sempat berkata agar Dong Joo meminta maaf padanya tentang ucapan Dong Joo tadi siang (Dong Joo berkata Da Ji itu bodoh dan dengan mudahnya diperalat pria). Da Ji mengakui dirinya bodoh, tetapi dia bukanlah penggoda, ia bahkan belum pernah berkencan dengan pria sebelumnya. Didalam Dong Joo bergumam "Aku yakin tidak ada laki-laki yang menyukaimu", tapi Da Ji tidak mendengar dan melanjutkan ucapannya, agar Dong Joo meminta maaf padanya.
Dong Joo berjalan dengan wajah kusut kekamar mandi. Ia berpapasan dengan Da Ji yang habis mandi, Da Ji berlalu setelah berkata akan menyiapkan sarapan. Sambil buang air kecil, Dong Joo berlatih perkataan apa yang bagus nya ia ucapkan untuk meminta maaf pada Da Ji. Tiba-tiba saja Da Eun menyelonong masuk kekamar mandi dengan wajah kucai. Dong Joo terperanjat kaget, tetapi Da Eun sepertinya belum sadar sepenuhnya, tanpa merubah ekspresinya ia menutup pintu kamar mandi itu. Sial Dong Joo belum lepas, karna terkaget2 ia menyentuh kencingnya sendiri. "Aiishhh...." Dong Joo mengeluh kesal dan juga jijik setelah membaui tangannya.

Suasana kikuk dan canggung mewarnai ketiganya dimeja makan. Da Ji berusaha berbaik-baik pada adiknya, tetapi akhirnya harus mengalah pada kejutekan adiknya itu. Imbasnya tentu saja Dong Joo, ia harus makan dengan biaya yang berpuluh kali lipat dirumah mereka. Dong Joo tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti permintaan mantan adik iparnya itu.
Da Ji mendapat telpon dari YunHo. Gara-gara Da Ji jawab sambil bisik-bisik, YunHo menggoda Da Ji yang bikin Da Ji kesemsem malu-malu. YunHo nanya apa Da Ji sudah sarapan apa belum, dijawab Da Ji sudah. Sementara Dong Joo memperhatikan dengan muka jengkel. Sehabis telpon, Dong Joo yang kesal mengejek Da Ji, dibalas oleh Da Ji, percekcokan mereka masih berlansung selesai makan. Dan akhirnya dua pasangan aneh itu pergi kearah berlawanan dengan muka kesal.

Da Ji pergi kekantor YunHo. Kembali Yunho menggoda Da Ji dengan kata-kata yang bikin Da Ji tersipu. YunHo berkata Da Ji telah banyak membantunya, Da Ji juga mengatakan YunHo banyak membantunya sejak di Australia hingga sekarang. Yunho sempat tertegun saat Da Ji mengatakan bahwa Yunho selalu mengkalkulasikan bantuan darinya dengan uang, ia ingin membantu Yunho sebagai seorang teman.

Dong Joo mendapat laporan dari asistennya, Barley yang dibutuhkan Ahjussi telah sampai. Asisten itu sempat protes kenapa mereka melakukan hal-hal diluar pekerjaan kantor. Dijawab dengan omelan Dong Joo. Sebuah telpon dari Da Ji memutuskan percakapan mereka. Dong Joo pergi ketempat dimana Da Ji sedang bersusah payah membujuk Ahjussi Yang untuk menandatangani surat persetujuan tanah. Setiap kali Da Ji menyodorkan satu kertas, Ahjussi Yang memotong kertas itu menjadi dua bagian, ditambah dengan mengomeli Da Ji yang seakan seperti orang bodoh, melakukan hal-hal seperti ini untuk mantan suaminya. Akhirnya Dong Joo panas sendiri dan membawa Da Ji pergi dari tempat itu.

Sampai kemobil, Da Ji dan Dong Joo bertengkar lagi. Dong Joo mengatakan ia tidak menginginkan surat persetujuan dengan cara seperti ini (mengemis). Da Ji berkata ia tidak peduli harga dirinya, ia hanya membantu Dong Joo mendapatkan surat persetujuan sesuai kesepakatan mereka. Telpon Dong Joo berdering. Masalah lain pun timbul.

Ahjussi merobek karung barley untuk mengecek barley itu, Seperti yang tergambar pada raut wajahnya “Tidak ada yang bisa dilakukan dengan ini” sahutnya kemudian. Dong Joo protes karna barley itu lebih mahal dari pada barley yang dihasilkan Ahjussi itu sendiri, Ahjussi itu berkata karena kadar protein nya yang tinggilah mengapa barley ini tidak bisa digunakan untuk membuat bir. “Kau pikir Uang bisa membeli orang?, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi.” Ucap ahjussi itu sebelum pergi.

“Bukankah aku sudah bilang padamu,.. Aku akan meminta lagi, tapi kau minta maaf dulu.” Kata Da Ji. Dong Joo melotot kearahnya. “Kenapa aku harus minta maaf?”
“Jika tidak begitu, kita tidak akan dapat surat persetujuan itu.”
“Itu tanggung jawabmu, Aku pikir kau bisa menyelesaikan semua hal dengan uang... Hummph, aku melakukan apapun yang aku bisa. (didnt pound the money).. Kau pikir kau sudah benar?” Dong Joo berlalu dari tempat itu, diiringi tatapan kasihan Da Ji.

Ibu Dong Joo sedang duduk sambil membaca buku, terkejut melihat Ayah Da Ji. Ayah Da Ji berkata ia berkerja disana, Ibu Dong Joo menanyakan kabar Da Ji dan juga Da Eun. Lalu mereka berbincang dengan akrabnya, Sialnya, hal itu diketahui oleh ayah Dong Joo. Tiba-tiba seorang karyawan disamping Ayah Dong Joo melihat Ayah Da Ji, lalu memperkenalkan ayah Da Ji sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap project peternakan mereka. Hal ini ditanggapi dingin oleh ayah Dong Joo, malah ia berkata pada istrinya “Jadi ini laki-laki yang ingin kau temui?”

“Karena kau hidup seperti itu, kau mengira semua laki-laki sama denganmu.”jawab Ibu Dong Joo.
“Apa?”
“Oppa.. Aku akan menghubungimu lagi.” Ibu Dong Joo berkata pada ayah Da Ji, sepertinya ia sengaja menggunakan kata “Oppa” untuk membuat ayah Dong Joo panas, dan benar saja... Ayah Dong Joo mengomel selepas kepergian sang istri.

Dong Joo minum di resortnya dan mengomel atas kesulitan-kesulitan yang ia dapatkan. HP nya berbunyi, dengan kesal batrai HP itu dicopotnya dan ia membantingkan dirinya dikasur. Sementara Asistennya menjemput pakaiannya kerumah Da Ji. Asisten Dong Joo menyalahkan Da Ji yang tidak seharusnya menempatkan Dong Joo pada situasi sulit seperti sekarang ini, padahal mereka dulunya adalah teman sekelas. (Hoho.. Sepertinya si asisten belum tahu ada apa dibalik mereka....ckckc). Da Ji merasa bersalah.

Jin Young mendatangi resort milik Dong Joo. Saat menanyakan keberadaan Dong Joo, karena Dong Joo tidak bisa dihubungi pada petugas disana, ia melihat Yunho berbincang dengan asistennya. “Hemh.. Aku pikir itu akan hilang setelah aku lupa, tapi ternyata aku tidak melupakannya.” Keluhnya sendiri.

Da Ji menelpon Dong Joo untuk mengajak minum. Dong Joo awalnya tidak mau keluar, tapi saat Da Ji mengatakan ia mendapatkan surat persetujuan Dong Joo lansung mau. Ternyata Da Ji hanya menandatangani surat itu sendiri, ia juga termasuk dari 15 orang yang harus memberi surat persetujuan. Haha.. Dong Joo ditipu. Da Ji minum hingga mabuk dan berterima kasih pada dong Joo. Akhirnya barulah Dong Joo terbuka dan mengatakan dirinya senang bertemu Da Ji, tetapi Da Ji malah mengacuhkannya. Da Ji meminta maaf untuk itu. “Kau jauh lebih tampan dari sebelumnya, tapi bukan ketampananmu yang membuat aku menyukaimu.” Ucapan Da Ji sedikit membuat Dong Joo kikuk, tapi Da Ji keburu tidak bangun lagi. Ia mabuk berat.




Paginya Da Ji bangun, dan ingat kejadian semalam yang dialaminya... Aha.. Da Ji menggigit bantalnya karena malu, apalagi ia sempat mencium Dong Joo. Dong Joo keluar dari kamar mandi, mengancam Da JI agar tidak lagi melakukan hal itu. Da Ji hanya menyengir malu. Jin Young menelponnya, tiba-tiba ekspresi Dong Joo berubah kaget dan berlari menjauhi Da Ji. “Kenapa dia buru-buru seperti itu?” Tanya Da Ji heran.

Teman Da Eun sibuk memotret ... yang sedang mengupas bawang. Da Eun memperhatikan dengan heran, Da Eun tidak habis pikir kenapa.... justru menjadi laki-laki ideal temannya itu. .... menjadi kikuk sendiri. Obrolan mereka beralih ke Da Ji dan Dong Joo, yang berakibat ke kemarahan Da Eun.Da Eun tidak terima Da Ji dan Dong Joo disebut ‘couple’ karena mereka telah berpisah lama.


Dikantornya, Dong Joo dikagetkan oleh Jin Young, yang ternyata menjadi designer untuk proyek resortnya itu. Tidak jauh dari mereka, Da Ji sedang memperhatikan Yunho menunggangi kuda dengan takjub. Yunho menghampiri Da Ji.
“Wah.. ini pertama kalinya aku melihatmu menunggang kuda, kau sangat piawai”
“AH...Karna aku ingin melihat kudaku... Hm Sebenarnya aku ingin melihat Da Ji, Mood ku hari ini tidak terlalu bagus, selama aku melihatmu, aku akan tersenyum lagi.”
“ahjussi.. Kau ingin aku membuatmu senang?” Da Ji berbinar. Ia lalu mengajak Yunho kesuatu tempat.

Da Ji mengajak Yun Ho kesebuah pohon ditengah-tengah bukit. Ia menamain pohon itu sebagai destination of heart. Saat ia dipohon itu, hatinya akan terasa hangat dan ia bisa tersenyum kembali. “Pohon ini sangat cantik, secantik seseorang.” Kata YunHo. Da Ji tersipu, “Ahjussi ini benar-benar playboy” ucapnya malu. “Kalau begitu kau adalah Playgirl” kata Yunho.

“Ahjussi.. Saat kau berbicara non formal seperti itu, aku merasa lebih dekat denganmu, mulai sekarang mari berbicara seperti ini saja.”
“Ahh..? Baiklah kalau begitu.”

Keduanya tersenyum simpul.

Da Ji dan Yunho yang berjalan berpapasan dengan Jin Young dan Dong Joo. Kepanikan melanda Da Ji. Tapi Yunho malah berjalan kearah mereka.
“Aku dengar kau menangani project resort ini.”kata Yunho pada JinYoung
“Ah.. Kau tidak menelponku... Kita tidak bertemu hampir setahun ini.”
“Tidak juga.. Aku melihatmu diaustralia.”
Semua orang terkejut. Hingga JinYoung melihat Da Ji. “Ini siapa?” tanyanya pada Yunho.
“Aku... Menyukai orang ini.” Jawab Yunho. Da Ji ternganga mendengarnya.

Sementara Dong Joo membelalak kaget.

Bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan jadi Silent Reader ya...Please kasih commentnya, tapi yang positive-positive aja ya. And Jangan Lupa Follow me. Terima Kasih.